Indonesia Tekankan Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral di AMM

Menteri Perdagangan RI Budi Santoso pada Pertemuan Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC Ministerial Meeting/AMM) ke-35 di Lima, Peru, Kamis (14/11/2024). ANTARA/HO-Kemendag--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.COIndonesia mendukung reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk perdagangan inklusif dan berkelanjutan pada Pertemuan Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC Ministerial Meeting/AMM) ke-35 di Lima, Peru, Kamis (14/11/2024).

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menekankan bahwa Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (FTAAP) merupakan inisiatif penting dalam integrasi kawasan Asia Pasifik sesuai dengan Visi APEC Putrajaya 2040.

"WTO merupakan pilar utama sistem perdagangan multilateral. Untuk menjaga sistem yang tetap relevan, kita harus berdialog secara terbuka dan melangkah menuju reformasi WTO," ujar Budi melalui keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Menurut Budi, hal tersebut penting agar pertumbuhan yang inklusif, saling terhubung, dan berkelanjutan dapat tercapai, sekaligus memperkuat stabilitas rantai nilai global.

BACA JUGA:Kuasa Hukum Tom Lembong Desak Kejagung Periksa Menteri Perdagangan Berikutnya Terkait Kasus Impor Gula

BACA JUGA:RI Jajaki Potensi Kerja Sama Perdagangan Karbon

WTO tetap menjadi landasan sistem perdagangan multilateral, memberikan kerangka kerja penting untuk mengatasi tantangan bersama di antara beragam perekonomian, kata Budi.

Indonesia meyakini percepatan pembahasan mengenai reformasi penyelesaian sengketa WTO sangatlah penting, dengan memprioritaskan pemulihan sistem penyelesaian sengketa dua tingkat melalui penunjukan anggota Badan Banding.

Mendag juga menggarisbawahi pentingnya memastikan akses pasar yang adil dan merata bagi produk pertanian, terutama dari negara berkembang.

Selain itu, memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) dari negara-negara berkembang untuk berpartisipasi dalam perdagangan global sangatlah penting.

"WTO dapat mendukung hal ini dengan memberikan bantuan teknis, peningkatan kapasitas, dan mengatasi hambatan non-tarif yang berdampak besar terhadap UKM, sehingga mendorong pasar global yang lebih inklusif," kata Budi.

Pada AMM ke-35, ada tiga agenda utama pertemuan, yaitu inovasi dan digitalisasi untuk transisi ekonomi formal dan ekonomi global, pertumbuhan berkelanjutan; serta perdagangan dan investasi bagi pembangunan yang inklusif dan terkoneksi.

Indonesia juga menyoroti pengurangan limbah pangan, transisi energi adil, dan inovasi hidrogen. Indonesia juga mendorong investasi dan kerja sama ketahanan ekonomi dan energi berkelanjutan.

Di sela pelaksanaan AMM, Mendag melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan negara mitra dagang, yaitu Jepang, Singapura, Kanada, Korea Selatan dan Hong Kong untuk meningkatkan perdagangan dengan para mitra dagang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan