Turap Desa Teriti Nyaris Longsor, Akan Ditangani PUPR Jambi Tahun Depan
LONGSOR: Turap di Desa Teriti, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, nyaris longsor. Warga minta pemerintah lakukan perbaikan. --
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Turap di Desa Teriti, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, nyaris longsor. Warga Desa Teriti meminta pemerintah untuk melakukan perbaikan segera agar turap tersebut tetap aman dan tidak membahayakan rumah warga di kawasan turap.
Kepala Desa Teriti Darmawan mengakui bahwa turap yang dibangun pada 2020 lalu itu nyaris longsor. Kejadian sudah lebih satu bulan. "Sudah lebih sebulan," akunya kepada Jambi Ekspres (19/11).
Akibat hujan yang mengguyur Desa Teriti tadi malam (18/11), semen atas turap mengalami retak. Kondisi ini membuat warga yang berada di kawasan turap was-was.
"Semen antara benton retak lagi. Kalau terus diguyur hujan, longsor semua turap ini," akunya.
BACA JUGA:Alasan Hujan Dapat Mempengaruhi Perasaan Seseorang, Ini Kata Psikolog
BACA JUGA:Waspadai Dampak Perasaan Sedih yang Muncul Saat Musim Hujan
Ada 4 rumah warga yang terancam longsor jika turap roboh. Karena jarak rumah dan bibir sungai hanya 4 meter.
"Kita minta kepada pemerintah agar turap ini segera diperbaiki," pinta Kades Desa Teriti.
Turap tersebut, dibangun menggunakan APBD Kabupaten Tebo. Dua kali dibangun. Bangun pertama roboh. "Yang sekarang ini adalah bangunan kedua. Kalau dibangun lagi, tiga kali dibangun ini," akunya.
Masalah ini diakui Darmawan juga sudah sampai ke telinga Gubernur Jambi yang saat ini sedang cuti mengikuti masa Pilkada Pilgub Jambi 2024.
"Mudahan-mudahan pemerintah mendengar aspirasi dari masyarakat," harapnya.
Jika dibangun lagi, Darmawan berharap dibangun dari dasar sungai. "Kalau sekarang dibangun di atas, di bawah tidak ada penahan, rawan longsor kalau seperti ini. Kalau bahasa kami, bangun dari Napal," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Yazzer Arafat mengatakan, untuk penanganan dari kewenangan Pemprov pihaknya telah melakukan survei lapangan. Namun anggaran di APBD Perubahan tidak ada.
"Jadi kami anggarkan di APBD Murni 2025 agar bisa kita laksanakan, karena anggaran yang dibutuhkan cukup banyak hampir Rp 200 juta," kata Yazzer.