Hidup Berdampingan Dengan Alam Adalah Jalan Hidup
PEDULI API: Masyarakat Peduli Api di Desa Bati Putih, Pelawan, Sarolangun, Jambi, melakukan simulasi pemadaman api di hutan industri. FOTO: ANTARA/HANNA SOPIA --
Saprudin, petani lokal, mengaku awalnya hanya mengikuti program karena ajakan tetangga. “Akan tetapi, sekarang saya sadar, ini untuk masa depan anak-anak kita juga,” katanya.
Kegiatan MPA tidak hanya berfokus pada kebakaran, tetapi juga menyentuh aspek lain dari pelestarian lingkungan. Mereka mengadakan program penghijauan dengan menanam pohon di area kritis. Pepohonan di kanan kiri daerah aliran Sungai Singkut juga tak boleh ditebang oleh siapa pun.
Selain itu, masyarakat juga diajak untuk mengembangkan produk ramah lingkungan sebagai alternatif penghasilan, antara lain, pengolahan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan budi daya lebah madu. Pendekatan ini memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus membangun hubungan harmonis antara manusia dan hutan.
Ada filosofi mendalam dalam perjalanan Batu Putih. Api, yang dahulu menjadi musuh, kini menjadi simbol penyadaran. Sebagaimana api yang tak terkontrol bisa menghancurkan, kesadaran yang tak diarahkan pun bisa membawa kehancuran. Akan tetapi, Batu Putih memilih jalan lain terang. Mereka memilih menyalakan api di hati dan akal, bukan di hutan.
Program BioCF ISFL di Jambi telah menjadi katalis, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat Batu Putih memegang kendali atas masa depan mereka.
Mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pemimpin dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Di balik setiap perubahan besar, ada nilai-nilai yang terus ditanamkan. Batu Putih tidak hanya menjaga hutan mereka dari kebakaran, tetapi juga menghidupkan kembali tradisi gotong royong yang mungkin hampir hilang di banyak tempat.
Desa ini telah menunjukkan bahwa kolaborasi bukan hanya soal berbagi tanggung jawab, melainkan juga soal berbagi harapan.
Batu Putih adalah cerminan dari harapan. Bahwa di tengah ancaman dan keterbatasan, selalu ada ruang untuk perubahan. Bahwa menjaga alam bukanlah beban, tetapi sebuah tanggung jawab yang melahirkan kebahagiaan. Dan bahwa kolaborasi, bukan kompetisi, adalah kunci untuk menciptakan harmoni antara manusia dan bumi.
Kisah ini bukan sekadar tentang Batu Putih, melainkan tentang kehidupan yang penuh keberlanjutan bagi semua. Tentang pilihan yang dibuat hari ini untuk masa depan yang lebih baik.
Batu Putih telah memilih, dan mereka memilih untuk menjadi pelindung, bukan perusak, demi paru-paru Bumi agar terus berdetak. (ant)