Rezim Baath Suriah Runtuh
Kekuasaan 61 tahun Partai Baath di Suriah tumbang pada Minggu (8/12/2024) setelah ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Assad. /ANTARA/Anadolu/py--
Kelompok oposisi bersenjata juga terpantau melalui video lain sudah ada di kawasan Kafar Sousah di barat daya Damaskus.
Warga Robohkan Patung
Dengan runtuhnya rezim Baath Suriah pada Minggu dan berakhirnya era keluarga Assad, warga Suriah terlihat merobohkan patung Hafez al-Assad, mendiang ayah dari Presiden Bashar al-Assad yang digulingkan, di berbagai kota di seluruh negeri.
Ketika kota-kota terbesar di negara itu lepas dari kendali rezim, banyak warga turun ke jalan dan merobohkan patung-patung mendiang Assad dan menghancurkan foto-foto putranya, Bashar.
Dari Ibu Kota Damaskus hingga kampung halaman keluarga Assad di pesisir Latakia, di antara kota-kota lainnya, semua simbol rezim dirobohkan.
Di Damaskus, orang-orang juga menyerbu istana Bashar al-Assad.
Keberadaan Bashar masih belum diketahui, sementara perayaan terus berlanjut di banyak bagian negara itu.
Media internasional melaporkan berbagai klaim bahwa Assad meninggalkan negara itu, dengan laporan yang belum dikonfirmasi menyebut bahwa ia mungkin telah melakukan perjalanan ke Rusia atau negara tetangga Timur Tengah.
Dalam beberapa hari terakhir, ribuan orang di seluruh dunia telah menggunakan program pelacakan penerbangan untuk melacak rute penerbangan ke dan dari Damaskus dan Latakia.
Dimulainya Era Baru
Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali pada Ahad menyatakan bahwa Suriah telah memulai "era baru" dalam sejarah negaranya menyusul eskalasi perang saudara yang mencapai Damaskus.
Al-Jalali menyatakan bahwa pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan kelompok oposisi yang telah memasuki Ibu Kota Suriah.
"Era baru telah dimulai dalam sejarah Suriah. Kami harap sebuah era pluralisme akan tiba," ucap PM Suriah kepada televisi Arab Saudi Al-Arabiya melalui saluran telepon.
Ia menyatakan, pemimpin kelompok oposisi Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) yang berkomunikasi dengan pihaknya berjanji tak akan ada pengekangan terhadap masyarakat di Damaskus.
Al-Jalali turut menyatakan bahwa dirinya dan 18 menteri kabinet Suriah lainnya telah membuat keputusan teguh untuk tetap bertahan di Damaskus dan tidak akan melarikan diri ke negara lain.