Pakar Mikro Ekspresi Ungkap Perasaan Terpendam Prabowo pada Gus Miftah

Pendakwah kondang sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Gus Miftah bersama pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.--

 

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Psikolog jebolan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sekaligus Pakar Gestur dan Mikroekspresi, Monica Kumalasari, mengungkapkan perasaan terpendam Presiden Prabowo Subianto terhadap Gus Miftah Maulana Habiburrahman setelah pengunduran dirinya dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta, Minggu, Monica mencatat adanya emosi yang dipendam oleh Prabowo, yang tidak diungkapkan secara verbal.

Salah satunya adalah perasaan marah terhadap Gus Miftah, yang telah menyebabkan kekecewaan dan rasa tidak nyaman.

“Ada kemarahan yang terpendam, ada kekecewaan, dan rasa tidak nyaman,” ungkap Pakar Gestur dan Mikroekspresi yang bekerja dengan teknologi analisis gestur dari Paul Ekman Intl, Inggris.

Meski Prabowo menyampaikan komentar secara verbal dengan framing positif terhadap tindakan pengakuan kesalahan Gus Miftah, Monica menilai ada beberapa hal menarik yang terlihat dalam ekspresi wajah Prabowo selama memberikan komentarnya.

Dengan teknologi analisis gestur yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi, Monica mencatat adanya dua emosi dominan yang muncul dalam ekspresi wajah Prabowo, yaitu emosi jijik dan sedih.

“Saya melakukan analisa dengan melihat distribusi emosi yang muncul, dua emosi yang muncul dari ekspresi wajah adalah emosi jijik dan sedih,” jelas Monica.

"Kemudian saya melihat lagi dari circumplex model of effect. Ini adalah suatu model teoritis untuk menggambarkan emosi seseorang, di sini muncul ada kekecewaan, rasa tidak nyaman, dan juga ada kemarahan,” tambahnya.

Monica berpendapat, sebagai seorang figur politik berpengalaman, Prabowo sangat berhati-hati dalam memilih kata-kata, namun perasaan kecewa, sedih, dan marah tetap tercermin, meski disampaikan secara halus.

Hal ini mencerminkan ketidakpuasan yang juga dirasakan banyak pihak terhadap tindakan Miftah.

“Karena beliau adalah bangsawan politik, walaupun kita lihat di dalam konteks-konteks yang lain memiliki emosi yang meledak-ledak tetapi dalam konteks ini menjadi diperhalus, sangat memilah dari kata-kata yang dipergunakan,” kata Monica.

“Namun demikian yang dirasakan oleh Presiden Prabowo adalah sebagaimana yang dirasakan oleh kebanyakan dari masyarakat, yaitu kecewa, sedih, dan juga marah,” tambahnya.

Sebelumnya, pada Sabtu (7/12), Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ia menghormati keputusan Miftah untuk mengundurkan diri.

Miftah sebelumnya mendapat teguran dari Prabowo terkait dugaan penghinaan terhadap seorang pedagang es teh bernama Sunhaji yang viral di media sosial.

Tag
Share