Perangkat Ajar Kesehatan Resmi Masuk Kurikulum Merdeka
Siswa saat sedang belajar di kelas--
JAKARTA-Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi mengatakan perangkat ajar kesehatan yang terdiri atas 22 topik perilaku sehat untuk dilakukan oleh anak usia sekolah dapat ditularkan kepada anggota keluarga karena telah resmi masuk ke dalam kurikulum Merdeka.
"Melalui 22 topik tersebut diharapkan ada kompetensi yang dimiliki peserta didik tentang kesehatan tersebut di setiap fase dan jenjang pendidikan," kata Maria Endang Sumiwi dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Endang menyebutkan seluruh topik tersebut berfokus pada perilaku terkait gizi, sanitasi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, imunisasi, aktivitas fisik, pemeriksaan kesehatan, kepatuhan pengobatan, hingga kesiapsiagaan bencana.
Lebih lanjut, ia mengemukakan pengembangan perangkat ajar kesehatan tersebut bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama (Kemenag), praktisi kesehatan dan pendidikan, organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dan Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) sejak akhir tahun 2022.
Saat ini, kata dia, sebanyak 19 perangkat ajar kesehatan telah diunggah di platform Merdeka Mengajar, 27 perangkat ajar kesehatan dalam proses kurasi, 11 perangkat ajar kesehatan siap diusulkan untuk kurasi, dan 94 perangkat dalam proses pengembangan dan finalisasi.
"Sudah ada perangkat ajar kesehatan yang paling banyak diunduh oleh guru per November 2023. Yang pertama 'komik hore' adalah edukasi untuk penyakit TBC (tuberkulosis) dan ini paling banyak diunduh untuk SD kelas satu dan dua," ujarnya.
Kemudian, Endang melanjutkan perangkat ajar paling banyak diunduh kedua adalah "Faktor Obesitas pada Anak" dan paling banyak diunduh ketiga adalah "Komik Makan Gizi Seimbang". Keduanya untuk SD kelas lima dan enam.
Perangkat tersebut telah diuji coba pada peserta didik serta uji coba pedoman integrasi perangkat ajar kesehatan dalam Kurikulum Merdeka kepada guru dan tenaga kependidikan serta petugas puskesmas di tujuh provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Selatan.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menilai potensi gerakan hidup sehat merupakan hal yang luar biasa dengan dukungan 60 juta siswa dan tiga juta guru yang ada di seluruh Indonesia.
"Bekerja sama dengan Kemenkes, kita bisa bersama-sama mengkurasi materi yang disampaikan oleh guru untuk bisa disebarkan ke seluruh Indonesia. Dengan platform Indonesia Mengajar, guru-guru bisa saling belajar. Kami juga siap melakukan diseminasi, memastikan perangkat ajar kesehatan bisa dikuasai oleh semua guru, dan anak anak kita bisa sehat untuk menuju Indonesia Emas 2045" tuturnya. (ant)