Banyak Komunitas Telah Lakukan Aksi Nyata
JAKARTA- Dalam Pemilu dan Pemilihan 2024 kemarin, Anggota Bawaslu Lolly Suhenty melihat banyak komunitas masyarakat mempunyai kesadaran untuk melakukan aksi nyata pengawasan partisipatif.
Salah satu komunitas yang disebut Lolly yakni Perisai Demokrasi di Jawa Tengah (Jateng), yang diinisiasi oleh alumnus Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) dan Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P).
"Komunitas hari ini, sudah punya kesadaran bergerak secara nyata misalnya melakukan pendampingan komunitas terhadap mereka yang menemukan dugaan pelanggaran, bahkan mereka bisa untuk memandu," ungkap Lolly dalam webinar yang digelar The Indonesian Institute, Kamis (17/12) kemarin.
Dia bercerita, sejak 2014 banyak generasi muda telah dilatih Bawaslu untuk dekat dengan isu pengawasan pemilu dan mempunyai kemampuan untuk mengawasi secara partisipatif. Dari data yang dihimpun, terdapat 19.788 kader pengawas partisipatif yang masih aktif, 299 komunitas kader, 8.928 forum warga dari 2022-2024, 1.094 MoU dengan perguruan tingi sejak 2022-2024 serta 1.112 kampung pengawasan partisipatif dari 2022-2024.
Lolly mengungkapkan peran pemantau Perisai Demokrasi Bangsa di Jateng sangat luar biasa, bahkan para anggotanya 'iuran' uang untuk memastikan komunitas bisa bergerak. Dia menyebut Perisai Demokrasi Bangsa sering memberikan informasi awal ke Bawaslu terkait adnya dugaan pelanggaran di Jateng yang bisa ditindaklanjuti oleh Bawaslu.
"Karena seringkali publik memberikan informasi, tetapi informasinya sulit ditelusuri. Misalnya ada klip vidio yang menunjukkan dugaan praktik politik uang. Begitu vidionya masuk, kita kroscek untuk memastikan tempat terjadinya dan pelaku peristiwa supaya Bawaslu bisa menelusuri lebih mudah. Seringkali info-info yang masuk cepat ini tidak dapat ditindaklanjuti. Begitu Bawaslu cek akunnya sudah tidak aktif, dicek mereka bilang dapat vidionya dari orang lain," papar Lolly.
"Nah, teman-teman Jateng (Perisai) mereka sangat relevan karena mereka memberikan informasi cukup detail sehingga memudahkan untuk ditindaklanjuti," imbuh Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas itu.
Selain itu, dalam capaian program partisipasi masyarakat, Lolly mengungkapkan terdapat sekitar 36 persen kegiatan yang dilakukan menggunakan pendekatan lokalitas daerah masing-masing. "Bawaslu RI membuat panduannya secara umum lalu mereka praktikkan dengan konteks lokal sehingga sangat beragam bentuknya. 36 persen lebih banyak kegiatan yang dilakukan pengawas pemilu dibawah," papar Lolly.
Dia mengatakan program pengawasan partisipatif secara umum sudah berada level berfungsi menuju level bergerak. Program yang Sudah berfungsi dengan baik adalah Pendidikan pengawasan partisipatif, kampung pengawasan partisipatif, dan kerja sama dengan perguruan tinggi. (gwb)