Program Sekolah Damai Jadi Inovasi Pendidikan
Kepala BNPT Komjen Pol. Eddy Hartono dalam kunjungan ke sekolah.--
SEMARANG, JAMBIEKSPRES.CO– Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut Program Sekolah Damai sebagai inovasi strategis dalam pendidikan perdamaian yang mengusung metode partisipatif, kolaboratif, dan kreatif untuk mengatasi intoleransi dan ekstremisme kekerasan di lingkungan sekolah.
Kepala BNPT Komjen Pol. Eddy Hartono mengatakan program ini telah berperan signifikan dalam pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan dan membangun ketahanan anak-anak serta pemuda, kelompok yang sering menjadi target aktivitas ekstremisme.
“Program ini juga mampu meningkatkan ketahanan anak-anak dan pemuda dalam menghadapi ancaman ekstremisme. Ini adalah salah satu langkah efektif dalam membangun lingkungan pendidikan yang inklusif dan harmonis,” ujar Eddy saat melakukan kunjungan ke SMAN 13 Semarang.
Sekolah Damai pertama kali digagas Wahid Foundation pada 2017 dengan dukungan Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ 2). Program ini terus berkembang di sejumlah provinsi, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Sejak 2022, program ini telah berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan diterapkan di 79 SMA/SMK favorit di Jawa Tengah, termasuk SMAN 13 Semarang sebagai salah satu contoh terbaiknya.
BACA JUGA:Pencegahan Paham Radikal, Unja dan BNPT Luncurkan Program Kampus Kebangsaan
BACA JUGA:BNPT Ajak Mahasiswa Berpikir Kritis dan Reflektif terhadap Radikalisme
Dalam kesempatan tersebut, Eddy mengapresiasi praktik Sekolah Damai yang telah menunjukkan dampak positif, seperti peningkatan praktik perdamaian melalui kunjungan lintas rumah ibadah, pengelolaan konflik melalui dialog, serta pembentukan lingkungan sekolah yang inklusif dan harmonis.
Pj. Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol. (Purn.) Nana Sudjana juga memberikan apresiasi serupa, dengan menyebut bahwa pendekatan yang digunakan dalam Sekolah Damai sangat efektif untuk membangun lingkungan belajar yang damai dan toleran.
Menurutnya, program ini juga berperan strategis dalam meningkatkan kesadaran tentang toleransi dan memperkuat peran guru sebagai agen perdamaian.
Sebagai bagian dari Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE) Tahun 2024, Sekolah Damai di Jawa Tengah dipilih sebagai Champion Story untuk mendorong keberlanjutan dan perluasan inisiatif serupa di seluruh Indonesia.
Dalam acara tersebut, BNPT memberikan piagam penghargaan kepada SMAN 13 Semarang sebagai contoh praktik Sekolah Damai yang berhasil berperan dalam mencegah ekstremisme dan membangun lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Selain itu, sertifikat juga diberikan kepada para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Pancasila yang telah mengikuti pelatihan terkait program ini.
Kegiatan ini juga dilengkapi dengan sesi dialog interaktif antara BNPT, guru, dan siswa untuk mendiskusikan pengalaman dan dampak positif dari implementasi program Sekolah Damai di lingkungan mereka. Dialog ini menjadi sarana berbagi praktik dan perspektif untuk terus mengembangkan pendidikan perdamaian melalui kolaborasi aktif berbagai pihak. (ant)