Ilmu Pasar Modal Bisa Diajarkan di Tingkat Dasar, Ini Kata Mendikdasmen
Mendikdasmen Abdul Mu'ti saat diwawancara wartawan.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES– Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan kemungkinan pengajaran ilmu pasar modal mulai diterapkan pada tingkat dasar dan menengah.
Pernyataan ini menanggapi usulan dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang menyarankan agar edukasi pasar modal tidak hanya diajarkan di perguruan tinggi, tetapi juga sejak di bangku sekolah dasar (SD).
"Pasar modal bisa saja nanti dimasukkan sebagai bagian dari mata pelajaran matematika atau ekonomi di sekolah dasar dan menengah," ujar Abdul Mu'ti dalam konferensi pers di Jakarta.
BACA JUGA:Kemendikdasmen Buka Kembali Seleksi PPG untuk Guru Tertentu
BACA JUGA:Sejumlah Pihak Mendorong Ujian Sebagai Penentu Kelulusan, Kemendikdasmen Masih Mengkaji
Abdul Mu'ti menyatakan bahwa ide ini sesuai dengan prinsip deep learning yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), di mana para pelajar diajak untuk memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang ekonomi dan keuangan.
Namun demikian, ia menekankan bahwa keputusan terkait pengintegrasian pasar modal dalam kurikulum sekolah belum diputuskan, karena masih belum dibahas lebih lanjut di tingkat kementerian.
"Soal kurikulum ini belum dibahas, karena jika semua usulan dimasukkan, bisa-bisa ada 100 mata pelajaran yang harus diajarkan," tambah Abdul Mu'ti.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa edukasi tentang pasar modal harus dimulai sejak usia dini.
Ia menyebutkan bahwa saham dan instrumen pasar modal lainnya kini telah diperkenalkan di sekolah dasar, dengan harapan para siswa bisa lebih mengenal dan akrab dengan dunia investasi dan pasar modal.
"Sekarang saham sudah mulai diajarkan bukan hanya di tingkat perguruan tinggi, bahkan di tingkat sekolah dasar. Ini agar anak-anak semakin familiar dengan Bursa Efek," ujar Sri Mulyani dalam sebuah wawancara pada 2 Januari lalu.
Sri Mulyani juga menambahkan, apabila ide ini dapat diterapkan, maka edukasi pasar modal bisa menjadi bagian dari kurikulum pendidikan formal.
Ia menekankan pentingnya agar masyarakat lebih terbiasa dengan transaksi pasar modal dan mendiversifikasi tabungan mereka sebagai bagian dari pendalaman pasar keuangan.
"Jika ini disepakati, nanti akan masuk ke dalam kurikulum. Cara penyampaiannya juga perlu disesuaikan, agar siswa merasa terbiasa dengan transaksi dan konsep pasar modal," ucap Sri Mulyani.