Kota Masa Depan yang Green, Smart, Resilience dan Inklusif

PAVILIUN INDONESIA: Pengunjung melihat Paviliun Indonesia di Konferensi Iklim PBB Ke-28 (COP28) yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, beberapa waktu lalu.--

Dari COP28, IKN Gaungkan Langkah Berkontribusi Atasi Perubahan Iklim

Merancang sebuah ibu kota bukanlah tugas mudah, apalagi mendirikan sebuah kota baru di area yang dulunya dipenuhi tanaman produksi dan bekas wilayah tambang dengan ekosistem terdegradasi seperti di Ibu Kota Nusantara (IKN).

 

LANGKAH nyata memulihkan ekosistem kemudian dimulai dengan peluncuran Nusantara Regionally and Locally Determined Contribution (RLDC).

Ditandai dengan peluncuran RLDC di sela-sela Konferensi Para Pihak (Conference of the Parties/COP) Ke-28 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim di Dubai, Uni Emirat Arab pada 3 Desember 2023, menandakan kesiapan Otorita IKN (OIKN) untuk mewujudkan komitmen dan kontribusi  Indonesia dalam upaya penanganan perubahan iklim.

"Nusantara sebagai kota untuk semua, tentu kita akan melihat kota ini sebagai kota masa depan yang green, smart, resilience, dan inklusif.  Kita inginkan aksi-aksi tentang climate change atau perubahan iklim ini embeded. Artinya terintegrasikan ke dalam action plan kita ke depan, " ujar Kepala OIKN Bambang Susantono ketika ditemui  ANTARA saat menghadiri COP28 di Dubai, pada awal Desember 2023.

RLDC sendiri bersifat regional, berlaku di wilayah Nusantara, yang mencakup area seluas 252 ribu hektare. Di dalamnya ditargetkan dapat menekan angka emisi menjadi -1,1 juta ton karbon dioksida (MtCO2) pada 2045 dalam skenario pertama. Sementara, skenario kedua memiliki target yang lebih ambisius yaitu mengurangi emisi -1,5 MtCO2 dalam periode yang sama.

Langkah-langkah yang diambil mencakup lima sektor yaitu kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FOLU), energi, industri, pengelolaan sampah dan agrikultur.

Sebagai contoh, di sektor FOLU secara khusus, OIKN menargetkan untuk melakukan restorasi hutan 45 persen dari total lahan untuk mencapai target skenario pertama dan restorasi 47 persen untuk skenario kedua. Secara keseluruhan IKN menargetkan 65 persen lahannya akan berupa hutan.

IKN juga didesain memiliki 100 persen sumber listrik terbarukan pada 2030, menggunakan semen yang lebih efisien dengan memakai bahan tambahan semen, pengurangan limbah, serta praktik agrikultur yang berkelanjutan pada 2045.

Khusus untuk sumber listrik, dengan telah dimulainya pembangunan listrik tenaga surya (PLTS) di IKN yang berkapasitas 50 MW dan target menjadikan Nusantara sebagai kota yang pada 2040 jalannya akan 100 persen dipenuhi oleh kendaraan listrik yang melayani mobilitas warganya.

Target itu tidak mudah dicapai, mengingat kondisi wilayah Nusantara yang sebelumnya merupakan area hutan industri monokultur dan bekas wilayah tambang yang ekosistemnya memerlukan pemulihan lingkungan masif. Dalam RLDC sendiri ditargetkan dilakukan pemulihan total 83.000 hektare.

Langkah penghijauan sendiri sudah dimulai dengan pembangunan persemaian di Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, yang mampu menghasilkan 15-20 juta pohon per tahun untuk mendukung upaya reforestasi.

Terdapat juga serangkaian proyek berkelanjutan yang akan dilakukan bekerja sama dengan sektor swasta. Termasuk akan dicanangkan dalam groundbreaking tahap ketiga yang rencananya dilaksanakan pada Desember 2023. Mencakup 10 proyek dengan nilai investasi sekitar Rp10 triliun.

Tag
Share