Kementerian Pertanian Siapkan Empat Juta Vaksin untuk Tangani Wabah PMK
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono ditemui seusai meninjau fasilitas peternakan sapi di BBIB Singosari.--
MALANG, JAMBIEKSPRES.CO- Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menyiapkan empat juta dosis vaksin untuk menangani wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menanggulangi penyebaran penyakit yang menyerang ternak sapi, kambing, domba, kerbau, dan babi.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan bahwa vaksin PMK tersebut akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia, bekerja sama dengan pemerintah daerah masing-masing.
“Kami sudah menyiapkan total empat juta dosis vaksin untuk PMK. Vaksin ini akan diberikan secara gratis kepada peternak,” kata Sudaryono di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa.
Anggaran sebesar Rp100 miliar telah dialokasikan oleh Kementan untuk pengadaan vaksin ini.
BACA JUGA:Ratusan Sapi di Lamongan Dilaporkan Terjangkit PMK
BACA JUGA:Fluktuasi Harga Pangan dan Bawang Putih Turun, Daging Sapi Naik
Meskipun begitu, Sudaryono mengungkapkan bahwa jumlah vaksin yang tersedia belum cukup untuk seluruh populasi sapi di Indonesia.
"Jumlah sapi di Indonesia lebih banyak dari empat juta, namun ini adalah upaya awal untuk mengendalikan PMK," ujarnya.
Vaksin PMK yang disiapkan oleh pemerintah akan diberikan secara gratis kepada peternak.
Namun, untuk vaksinasi yang dilakukan secara mandiri oleh peternak, harga vaksin berkisar antara Rp17 ribu hingga Rp25 ribu per dosis, ditambah dengan biaya tambahan sekitar Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per dosis.
Saat ini, status PMK di Indonesia telah ditetapkan dalam kondisi siaga satu, dengan pihak Kementan dan dinas peternakan di seluruh Indonesia terus melakukan vaksinasi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Sudaryono juga mengingatkan kepada peternak untuk memperhatikan kondisi kesehatan hewan ternak mereka.
"Hewan ternak harus divaksinasi. Jika tidak, akan berbahaya. Selain itu, setiap hari kondisi kaki hewan harus diperiksa, dan jika ada tanda-tanda terjangkit PMK, segera laporkan, jangan tunggu sampai hewan sakit," tegasnya.
Di sisi lain, situasi wabah PMK di Jawa Timur menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan jumlah kasus yang semula hanya 10 kasus per hari pada akhir 2024, kini meningkat menjadi 250 kasus per hari pada awal 2025.