Ubah Hamparan Gurun Pasir Hingga Menghasilkan Tenaga Listrik 2,1 GW

PLTS: Chief Operating Officer (COO) Masdar Abdulaziz Alobaidli mengabadikan fenomena hujan yang mengguyur Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Al Dhafra, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Senin (13/1/2025). --

Menperin UEA Sultan Al Jaber, yang juga merupakan pimpinan Masdar, menegaskan bahwa Uni Emirat Arab berambisi untuk menjadi pionir dalam pengembangan energi terbarukan.

Untungnya, atensi Uni Emirat Arab tertuju kepada Indonesia. UEA melihat Indonesia sebagai salah satu destinasi pengembangan energi terbarukan, dan berpotensi untuk menjadi hub (pusat) energi terbarukan di Asia Tenggara.

Potensi Indonesia

Masdar, perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab, membuka kantor di Indonesia dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai hub energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

Berbeda dengan Uni Emirat Arab yang mengandalkan tenaga surya sebagai sumber energi terbarukan, Indonesia memiliki variasi yang lebih banyak.

Melimpahnya kekayaan alam dan energi terbarukan di Indonesia selalu didengungkan kepada masyarakatnya sedari masih menduduki bangku sekolah dasar, seperti potensi tenaga surya, air, angin (bayu), panas bumi, hingga biomassa.

Akan tetapi, keterbatasan teknologi dan kondisi geografis Indonesia menjadi rintangan bagi masyarakat untuk bisa menikmati energi terbarukan. Itulah yang menyebabkan Indonesia masih bergantung pada energi fosil yang notabene meracuni bumi.

Sebagaimana kutipan Al Jaber, rintangan tersebut justru disambut oleh perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab itu.

Bersama PLN Nusantara Power (PLN NP), Masdar berhasil mengembangkan PLTS Terapung Cirata di Waduk Cirata, Jawa Barat.

PLTS terapung seluas 200 hektare tersebut mampu memproduksi energi hijau berkapasitas 192 MWp (megawatt peak) dengan 13 pulau panel surya yang bisa menghasilkan listrik. PLTS ini merupakan PLTS terapung yang paling besar di Asia Tenggara, dan akan diperbesar hingga kapasitasnya dapat mencapai 500 MW.

Capaian tersebut merupakan wujud nyata bahwa perkembangan teknologi dapat mengatasi rintangan kondisi geografis Indonesia.

PLTS Terapung Cirata sekaligus menjadi pintu masuk bagi Indonesia, yang tidak memiliki hamparan lahan seluas gurun, untuk memanfaatkan luasnya permukaan air yang mengelilingi negara beriklim tropis tersebut.

Tidak berhenti dalam pengembangan PLTS Terapung Cirata, perusahaan Uni Emirat Arab ini juga merambah ke potensi panas bumi yang berada di Indonesia. Hal tersebut tercermin dari kepemilikan saham sebesar 15 persen di PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE).

Masdar pun membidik investasi Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) energi baru terbarukan di Nusantara, Kalimantan Timur, berdasarkan Letter to Proceed (LtP) yang diberikan oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

Dalam dialog bersama Chief Operating Officer (COO) Masdar Abdulaziz Alobaidli, disampaikan bahwa potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan tenaga air (PLTA) masih dipelajari.

Tag
Share