Pentingnya Sistem Pelaporan yang Bijak untuk Cegah Perundungan di Sekolah
![](https://jambiekspres.bacakoran.co/upload/b42eade8ec4159ecb13e8544a601e0da.jpg)
Arsip Foto - Siswa membawa poster kampanye penghentian perundungan di sekolah--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Psikolog anak dan keluarga, Sani Budiantini, S.Psi, Psi, mengingatkan agar sekolah dan lembaga pendidikan lebih bijak dalam menerapkan sistem pelaporan untuk menangani kasus perundungan di kalangan siswa.
Menurutnya, pendekatan yang tepat sangat penting agar perundungan bisa segera dihentikan tanpa menimbulkan trauma atau rasa takut pada korban.
Sani menyarankan agar sekolah menyediakan saluran pelaporan yang aman dan menjaga kerahasiaan identitas pelapor.
Salah satu opsi yang bisa diterapkan adalah kotak pengaduan anonim, yang memungkinkan siswa untuk melaporkan tindakan perundungan tanpa harus khawatir akan dampak negatif.
Dengan begitu, pelaporan dapat dilakukan tanpa rasa takut atau malu.
BACA JUGA:Kemendikbudristek Imbau Larangan Penyebaran Video Perundungan di Media Sosial
BACA JUGA:Disdik Bentuk Tim Khusus Dalami Kasus Perundungan di Kota Jambi
"Yang penting adalah menciptakan ruang yang aman bagi siswa untuk melaporkan kejadian perundungan. Kotak pengaduan anonim adalah salah satu cara agar mereka merasa dilindungi dan bisa berbicara dengan bebas," ujarnya dalam wawancara dengan ANTARA.
Lebih lanjut, Sani juga mendorong agar para guru, terutama yang bertugas di bidang konseling, menanggapi setiap laporan dengan hati-hati dan penuh perhatian.
Penanganan kasus perundungan harus melibatkan pemahaman terhadap perasaan korban dan persepsi mereka terhadap situasi tersebut. Jika tidak, penanganannya bisa terhambat atau bahkan tidak tuntas.
"Persepsi antara guru dan korban perundungan bisa sangat berbeda. Seorang guru mungkin tidak merasa terancam oleh pelaku, tetapi bagi korban, pelaku bisa sangat menakutkan. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menangani masalah ini dengan empati agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil keputusan," jelas Sani.
Di samping itu, Sani menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung penanganan perundungan di sekolah.
Kerjasama antara sekolah dan orang tua dapat memperkuat sistem pendukung bagi korban, serta memberi dampak positif pada proses pemulihan mereka.
Kehadiran mediator sebaya juga sangat disarankan untuk mendampingi korban selama proses tersebut.