Sebelum Erupsi, Tak Ada Aktivitas Kegempaan yang Signifikan
ERUPSI: Erupsi Gunung Marapi yang berlokasi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.--
Dari kejadian erupsi Gunung Marapi menegaskan tentang pentingnya siapa saja, terutama pendaki gunung, untuk mempelajari dan memahami karakter gunung. Sebab, selama ini cukup banyak pendaki yang beranggapan bahwa sebelum erupsi, gunung api akan mengeluarkan tanda-tanda.
Pemikiran demikian merupakan sebuah kesalahan fatal. Sebab, tidak semua gunung api selalu memberikan tanda-tanda sebelum terjadi letusan terutama gunung api dengan karakter freatik sebagaimana yang terjadi pada Gunung Marapi. "Untuk diketahui dinamika magma di bawah permukaan atau dinamika gunung api terkadang erupsi tanpa ada tanda-tanda," kata Ahmad Basuki.
PVMBG sebagai lembaga yang salah satu tugasnya mencatat aktivitas gunung api secara berkala telah memberikan edukasi kepada masyarakat. Hal itu diimplementasikan lewat sosialisasi kepada pemerintah daerah hingga program wajib latih dengan sasaran anak didik.
Karakter erupsi Gunung Marapi berupa eksplosif dan efusif dengan masa istirahat rata-rata empat tahun. Aktivitas tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur-barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bungsu. Sejak awal tahun 1987 sampai sekarang letusannya bersifat eksplosif dan sumber letusan berpusat di kawah Verbeek.
Selama dua dekade terakhir, Gunung Marapi mengalami erupsi pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2011, 2012, 2014, dan 2017, 2018 serta tahun 2023.
23 Nyawa Melayang
Letusan gunung api di Ranah Minang tersebut menyisakan luka mendalam. Sebanyak 23 orang dinyatakan meninggal dunia serta sejumlah korban luka-luka.
Para korban (jenazah) yang dievakuasi tim gabungan dibawa ke Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi untuk proses identifikasi yang dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Barat.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumbar mencatat terdapat 75 pendaki yang mendaftar lewat sistem booking online.
Pada umumnya korban ditemukan tim gabungan di sekitar kawah Gunung Marapi. Padahal, PVMBG Kementerian ESDM telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi mengingat status gunung itu waspada atau level II.
Rekomendasi itu di antaranya bahwa masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan/mendekati Marapi pada radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah guna mengurangi dampak abu vulkanik terhadap kesehatan. Selain itu, Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Pemerintah Daerah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar agar senantiasa berkoordinasi dengan PVMBG atau melalui Pos Pengamatan Gunung Marapi Bukittinggi untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas gunung tersebut.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Sumbar Kombes Polisi drg. Lisda Cancer menjelaskan bahwa hampir semua korban meninggal dunia maupun yang selamat mengalami luka bakar pada bagian tubuh.
Pada umumnya tim DVI Polda Sumbar mengidentifikasi para korban lewat sidik jari menggunakan sebuah alat yang secara langsung terhubung ke data E-KTP. Selain itu, tim juga mencocokkan data korban melalui barang-barang, tanda-tanda pada tubuh dan lain sebagainya.