Baca Koran Jambi Ekspres Online

Imlek, Waktu yang Tepat untuk Menumbuhkan Semangat Persatuan dan Toleransi

Pernak-pernik imlek yang dijajakan di salah satu lapak pedagang di Kawasan Pecinan Glodok, Jakarta.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Tahun Baru Imlek bukan hanya sebuah perayaan tradisional bagi umat Konghucu, tetapi juga menjadi kesempatan emas untuk mempererat ikatan sosial antar umat beragama di Indonesia.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyatakan bahwa perayaan Imlek harus dimanfaatkan untuk meningkatkan rasa persatuan dan mengokohkan semangat toleransi di tengah keberagaman budaya dan agama di Tanah Air.

"Imlek adalah waktu yang tepat untuk saling mendekatkan hati, memperkuat jalinan persaudaraan, dan menumbuhkan semangat toleransi antar sesama," kata Nasaruddin dalam acara Perayaan Imlek yang digelar oleh Forum Masyarakat Indonesia Emas di Jakarta.

Ia menekankan pentingnya menjaga kedamaian dan persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di bulan yang penuh berkah ini.

BACA JUGA:Imlek Jadi Momentum Jaga Persatuan dan Keharmonisan dan Berkolaborasi

BACA JUGA:Perayaan Imlek 2576 di Kota Jambi, Berharap Makmur dan Sejahtera

Menag juga mengingatkan bahwa Indonesia, dengan segala keberagaman agama dan budaya, adalah negara yang ideal untuk mengimplementasikan nilai-nilai kebersamaan dan penghargaan terhadap perbedaan.

"Indonesia adalah bangsa yang kaya dengan budaya dan agama, dan kita harus bangga bisa hidup berdampingan dengan menghormati satu sama lain," ujarnya.

Lebih lanjut, Nasaruddin Umar juga memberikan penghargaan terhadap tema Imlek Nasional tahun ini, Perilaku Lurus Pemimpin akan Meluruskan Hati Seluruh Rakyat, yang menurutnya sangat relevan dengan pesan kepemimpinan yang baik.

"Pesan ini mengingatkan kita bahwa kualitas seorang pemimpin akan memengaruhi seluruh rakyatnya. Seperti yang dikatakan Presiden Prabowo, jika pemimpin buruk, maka akan berdampak pada seluruh bangsa," tuturnya.

Menag menegaskan bahwa ajaran agama, jika dipraktikkan dengan baik, akan menciptakan kedamaian, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, hingga negara.

"Agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian. Oleh karena itu, jika kita menjalani ajaran agama kita dengan sungguh-sungguh, kita akan semakin dekat satu sama lain, meskipun kita berbeda agama," ungkapnya.

BACA JUGA:Mualaf Tionghoa Tetap Rayakan Imlek 2025 dengan Keluarga

BACA JUGA:Warga Tionghoa di Bangka Gelar Sembahyang Leluhur Menyambut Imlek

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan