Padi Organik Bisa Jadi Alternatif Atasi Krisis Pangan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. FOTO: ANTARA/Rubby Jovan--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.BACAKORAN.CO-Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan padi organik bisa menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi ketersediaan pangan di tengah krisis pangan dunia akibat dampak perubahan iklim.
“Dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Penting bagi kita untuk terus berkomitmen menjaga pasokan komoditas strategis agar tidak terjadi pergolakan harga dan stok di pasaran,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.
Amran mengatakan berbagai upaya harus dilakukan untuk menanggulangi krisis pangan salah satunya menjadikan komoditas padi organik sebagai alternatif lain.
Pengembangan komoditas padi organik Program Development of Integrated Farming System in Upland Area (Upland Project) Kementerian Pertanian terbilang cukup berhasil.
Lebih lanjut Amran mengatakan, padi organik menjadi salah satu komoditas unggulan Upland karena semakin banyak diminati para petani.
Petani mengakui mendapatkan keuntungan lebih saat menanam padi organik karena selain hemat biaya produksi juga diminati pasar nasional bahkan internasional.
Selain itu pengembangan padi organik yang digencarkan Upland Kementerian Pertanian dilakukan agar produktivitas para petani meningkat tanpa menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Artinya semua konstruksi proyek ramah lingkungan.
"Padi organik memiliki nilai ekonomi lebih bagi petani menjadi tujuan utama mensejahterakan para petani," jelasnya.
Program yang saat ini tersebar di 13 kabupaten di seluruh Indonesia ini dilakukan untuk mengembangkan di dataran tinggi yang komprehensif, mulai di lahan pertanian (on farm) hingga pengembangan di luar lahan pertanian (off farm).
Ada pun kabupaten yang paling banyak memproduksi padi organik binaan Upland Project adalah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
"Luas areal padi organik di Kabupaten Magelang terdata seluas 1.200 hektare, dengan produksi beras organik mencapai 7.500 ton per tahun," tuturnya.
Proyek Pengembangan Sistem Pertanian terpadu di Daerah Dataran Tinggi atau Development of Integrated Farming System at Upland Area (Upland Project), merupakan program dari Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementrian Pertanian atas dukungan dari Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund For Agricultural Development (IFAD).
Upland Project juga telah memberikan pelatihan ekspor untuk petani di enam kabupaten yakni Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Magelang, Subang, Tasikmalaya dan Sumenep. Selanjutnya Upland Project juga akan melakukan pelatihan manajemen ekspor secara bertahap di tujuh kabupaten lainnya.
Pelatihan manajemen ekspor ini diharapkan menjadi fondasi bagi petani yang tergabung dalam korporasi petani untuk bisa memulai menyiapkan kelembagaan-nya menjadi pengekspor.