Bahasa Daerah dan Pendidikan Bermutu

Adi Budiwiyanto --

Oleh : Adi Budiwiyanto 

PENDIDIKAN merupakan salah satu pilar utama dalam membangun peradaban bangsa. Melalui pendidikan, generasi muda dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan. Namun, dalam era globalisasi yang makin mengikis batas-batas budaya, pendidikan sering kali dihadapkan pada dilema antara mengadopsi kemajuan global dan mempertahankan kearifan lokal. 

Salah satu aspek kearifan lokal yang sering terabaikan adalah bahasa daerah. Padahal, bahasa daerah bukan hanya sekadar alat komunikasi, melainkan juga sarana untuk melestarikan budaya, nilai-nilai, dan identitas suatu masyarakat. Oleh karena itu, integrasi bahasa daerah dalam sistem pendidikan dapat menjadi kunci untuk menciptakan pendidikan bermutu yang tetap menghargai dan melestarikan kearifan lokal.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan bahasa daerah makin terpinggirkan. Generasi muda lebih memilih menggunakan bahasa nasional atau, bahkan, bahasa asing sebagai alat komunikasi sehari-hari. Hal itu tidak hanya mengancam kelestarian bahasa daerah, tetapi juga mengikis nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Dari 718 bahasa daerah di Indonesia, tercatat 5 punah, 8 kritis, dan 26 terancan punah (Badan Bahasa, 2023). Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin bahasa daerah akan punahdan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya akan hilang ditelan zaman.

Pendidikan Bermutu dan Tantangan Globalisasi

Pendidikan bermutu sering kali diidentikkan dengan kemampuan untuk bersaing di tingkat global. Dalam konteks itu, penguasaan bahasa asing, dianggap sebagai salah satu indikator penting. Tidak dapat dimungkiri bahwa kemampuan berbahasa asing memang penting dalam menghadapi persaingan global. Namun, pendidikan bermutu seharusnya tidak hanya berfokus pada aspek global, tetapi juga pada aspek lokal. Pendidikan yang hanya mengedepankan globalisasi tanpa mempertimbangkan kearifan lokal justru dapat menciptakan generasi yang tercerabut dari akar budayanya.

Di situlah peran bahasa daerah menjadi penting. Dengan mengintegrasikan bahasa daerah dalam sistem pendidikan, kita dapat menciptakan generasi yang tidak hanya mampu bersaing di tingkat global, tetapi juga tetap mencintai dan melestarikan budaya lokal. Bahasa daerah dapat menjadi jembatan yang menghubungkan antara kemajuan global dan kearifan lokal.

 Integrasi Bahasa Daerah dalam Sistem Pendidikan

Integrasi bahasa daerah dalam sistem pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Pertama, bahasa daerah dapat dijadikan sebagai mata pelajaran wajib di sekolah. Hal itu tidak hanya akan meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa daerah, tetapi juga akan memperkenalkan mereka pada nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Selain itu, bahasa daerah juga dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran, terutama di daerah-daerah yang masih memiliki penutur bahasa daerah yang signifikan.

Kedua, bahasa daerah dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan melalui pendekatan tematik. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, siswa dapat mempelajari sejarah lokal dengan menggunakan bahasa daerah. Dalam pelajaran seni dan budaya, siswa dapat mempelajari seni tradisional yang menggunakan bahasa daerah sebagai mediumnya. Dengan cara itu, siswa tidak hanya mempelajari bahasa daerah secara teoretis, tetapi juga mengaplikasikannya dalam konteks yang nyata.

Ketiga, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga dapat dimanfaatkan untuk melestarikan bahasa daerah. Misalnya, dengan membuat aplikasi pembelajaran bahasa daerah, video pembelajaran, atau konten digital lainnya yang dapat diakses oleh siswa secara daring. Dengan memanfaatkan TIK, pembelajaran bahasa daerah dapat menjadi lebih menarik dan interaktif sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajari bahasa daerah.

Manfaat Integrasi Bahasa Daerah dalam Pendidikan

Integrasi bahasa daerah dalam sistem pendidikan tidak hanya bermanfaat untuk melestarikan bahasa daerah, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Pertama, pembelajaran bahasa daerah dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang bilingual atau multilingual memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang monolingual. Hal itu karena pembelajaran bahasa melatih otak untuk berpikir secara fleksibel dan kreatif.

Kedua, pembelajaran bahasa daerah dapat meningkatkan rasa percaya diri dan identitas budaya siswa. Dengan menguasai bahasa daerah, siswa akan merasa lebih dekat dengan budaya dan tradisi mereka. Hal itu dapat meningkatkan rasa bangga dan percaya diri mereka sebagai bagian dari suatu komunitas budaya. Selain itu, pembelajaran bahasa daerah juga dapat meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya melestarikan budaya dan tradisi lokal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan