Spurs Berikan Optimisme
Para pemain Spurs selebrasi usai mencetak gol.--
LONDON - Unggul lima poin di Liga Premier dan memainkan gaya sepak bola yang diyakini klub sebagai bagian dari permainan orisinal mereka, tak heran para penggemar Tottenham Hotspur merasa kemenangan semalam atas Crystal Palace sangat spesial.
Kemenangan 2-1 pada Sabtu (28/10) dini hari WIB di Crystal Palace adalah kemenangan kedelapan Spurs dalam 10 pertandingan liga dan membuat mereka tidak terkalahkan dengan 26 poin, awal terbaik mereka dalam kompetisi liga sejak terakhir kali mereka memenangkan gelar pada 1961.
"Yang penting adalah kami memberikan kegembiraan dan harapan kepada pendukung kami. Itulah gunanya klub-klub sepak bola ada di sana," kata Ange Postecoglou dari Australia kepada wartawan di Selhurst Park.
Postecoglou telah memberikan pengaruh yang luar biasa di Tottenham setelah musim-musim yang terus mengalami penurunan dan sepak bola yang sering kali suram di klub di bawah asuhan Jose Mourinho dan kemudian Antonio Conte.
Hilang sudah taktik-taktik kurang memuaskan yang menguji kesabaran para penggemar di bawah pelatih-pelatih terkenal sebelumnya. Sebagai gantinya adalah gaya serang proaktif, yang dipadukan dengan lari tanpa henti, yang dijanjikan Postecoglou ketika dia tiba.
Meskipun dia bahkan tidak dapat membayangkan betapa cepatnya pasukannya menerima 'mantranya'.
Mantan bek Manchester United Gary Neville, yang bekerja untuk Sky Sports, mengatakan awal mula Tottenham 'tidak terbayangkan' terutama mengingat pencetak gol terbanyak mereka musim-musim lalu, Harry Kane dijual ke Bayern Munchen pada musim ini.
"Para pendukung Tottenham telah merasakan banyak kesakitan dengan cara tim bermain dan hasil-hasilnya, namun mereka memainkan sepak bola yang hebat. Para pendukung Tottenham seharusnya menikmati momen-momen ini, namun jalan masih panjang," kata Neville.
Pasti akan ada rintangan bagi Spurs dan serangkaian pertandingan sulit yang akan dimulai dengan pertandingan kandang melawan Chelsea yang dilatih mantan manajer mereka, Mauricio Pochettino pada 7 November.
Namun, dengan kepercayaan diri yang tinggi dan tidak adanya gangguan dari liga Eropa, musim ini terlihat penuh peluang bagi Tottenham, yang terakhir kali menjadi penantang gelar pada 2015/16 dan kemudian pada 2016/17 ketika pelatih asal Argentina Pochettino masih memimpin.
"Anda tahu bagaimana rasanya ketika Anda mendapatkan sedikit momentum, peran saya adalah terus mendorong mereka," kata Postecoglou.
"Saya hanya berpikir masih ada lebih banyak pertumbuhan di tim ini," lanjutnya.
"Asalkan mereka masih datang setiap hari dan bekerja keras, itu memberi saya kesempatan untuk terus mendorong mereka," katanya.
"Kelompok ini sangat bertekad untuk terus bekerja keras. Saya tidak melihat alasan mengapa hal itu tidak dilanjutkan," imbuhnya.