Pentingnya Pencegahan Dini untuk Menghindari Penyakit Ginjal

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi dan anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Perkumpulan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM (paling kiri) dalam konferensi pers--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM, seorang dokter spesialis penyakit dalam yang juga konsultan ginjal dan hipertensi, mengungkapkan betapa pentingnya langkah pencegahan sejak dini untuk mencegah timbulnya penyakit ginjal.

Dalam sebuah sesi media yang digelar di Jakarta, Dr. Tunggul menekankan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, khususnya untuk penyakit ginjal.
Menurutnya, pencegahan primer adalah langkah pertama yang harus diambil sebelum seseorang terdiagnosis penyakit ginjal.

Ini meliputi pemeriksaan rutin terhadap fungsi ginjal, serta menjaga gaya hidup sehat seperti berolahraga teratur, mengendalikan tekanan darah, berhenti merokok, dan menghindari konsumsi alkohol.

Selain itu, menjaga kadar gula darah dalam batas normal dan memastikan konsumsi air yang cukup, yaitu sekitar 2 liter per hari, juga sangat disarankan.
Lebih lanjut, Dr. Tunggul menjelaskan bahwa pencegahan sekunder penting bagi mereka yang sudah terdiagnosis dengan penyakit ginjal.

Dengan deteksi dini, gejala penyakit ginjal bisa diperlambat dan tidak berkembang menjadi gagal ginjal yang memerlukan cuci darah.

Sementara itu, pencegahan tersier berfokus pada penurunan risiko cacat permanen dan penanganan medis lanjut seperti transplantasi ginjal.
Faktor risiko penyakit ginjal, menurut Dr. Tunggul, dapat dibagi menjadi dua kategori.

Faktor yang tidak bisa diubah, seperti usia lanjut, riwayat keluarga, atau kelahiran prematur, serta faktor risiko yang dapat diubah, seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas.

Meski demikian, penderita dengan faktor risiko ini tetap perlu waspada dan menjaga pola hidup sehat.
Dr. Tunggul juga mengingatkan bahwa diabetes tipe 2 menjadi salah satu penyebab utama penyakit ginjal kronis.

Diperkirakan, hampir 90 persen kasus diabetes di dunia adalah tipe 2, dan dua dari lima penderita diabetes tipe 2 mengalami kerusakan ginjal.

Pada tahun 2021, diperkirakan sekitar 190 juta orang dewasa di dunia hidup dengan penyakit ginjal kronis akibat diabetes tipe 2.
Pencegahan yang dilakukan sejak dini, melalui pola hidup sehat dan pemeriksaan medis yang rutin, sangat penting dalam mengurangi risiko terkena penyakit ginjal, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes atau hipertensi. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan