Telah Bawa Cita Rasa Indonesia ke Berbagai Penjuru Dunia
MASAKAN AUTENTIK: Chef Charles Toto membuat masakan autentik Papua dengan perlengkapan serta bahan makanan yang langsung tersedia di hutan. --
Mempromosikan Ekowisata PAPUA Melalui Konsep "Jungle Chef"
Chef Chato Lebih dari 25 tahun pengalaman dalam dunia kuliner Papua. Dia memiliki visi besar untuk masa depan kuliner Papua. Dengan mempromosikan makanan lokal, mengembangkan resep tradisional, dan mengumpulkan bahan-bahan lokal, Indonesia akan semakin kaya dalam hal kuliner dan kedaulatan pangan.
-------------------
BAGAIMANA anda membayangkan tersesat di pedalaman hutan Papua? Tentu akan beragam jawaban yang muncul dibenak orang, dari yang menyeramkan bahkan menyenangkan bagi pecinta petualangan.
Jika anda bersama orang yang memahami hutan Papua, tentu pengalaman menarik akan didapat. Sebab, setiap hal di hutan Papua dapat diceritakan kisah menariknya.
Hal menarik di hutan, salah satunya adalah ketersediaan makanan yang melimpah. Bagi yang memahami konsep alam dengan benar, hutan layaknya sebuah pasar gratis, yang banyak bahan makanan untuk bisa diolah, ketika harus tinggal lama di dalam hutan.
Demi merasakan edukasi serta pengalaman tersebut, kemudian muncul konsep “Jungle Chef”. Komunitas Papua Jungle Chef, yang terbentuk dengan misi utama menginspirasi anak-anak muda Papua untuk memahami dan mempelajari kuliner lokal mereka.
Salah satu tokoh utama di dalam komunitas ini adalah seorang pria yang memiliki misi besar untuk mengangkat popularitas kuliner Papua, Charles Toto, atau yang akrab disapa Chef Chato. Kehidupannya sebagai "Jungle Chef" ini telah mengantarkannya ke petualangan kuliner di hutan Papua yang memukau.
Chef Chato, yang lahir di Jayapura, memiliki latar belakang sebagai koki hotel sebelum memutuskan untuk berpetualang di dunia kuliner yang lebih menantang.
Dia sempat bekerja di travel agent yang mengharuskannya tidak hanya memasak untuk para wisatawan, tetapi juga memasak langsung di lokasi wisata yang mereka kunjungi. Perbedaan utama antara memasak di hutan dan restoran adalah peralatan yang digunakan. Di hutan, Chef Chato harus mengandalkan sumber daya alam, seperti kayu bakar, pasir, dan bahkan kaleng bekas yang dia ubah menjadi cetakan roti sagu. Tentu saja, sebagai asli Papua, ia mampu melihat alam sebagai penyedia perlengkapan dan bahan makanan asli.
Salah satu hal yang membuat Chef Chato begitu unik adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan budaya setempat ketika memasak di pedalaman hutan Papua. Dia belajar bahasa dan budaya setempat, sehingga dapat memahami bahan-bahan dan teknik memasak yang digunakan oleh suku-suku di pedalaman. Dalam perjalanannya, Chef Chato juga terus belajar dan mengeksplorasi kuliner Papua, yang kaya dengan cita rasa dan bumbu autentik yang berbeda dari wilayah lainnya.
Selama perjalanannya sebagai Papua Jungle Chef, Chef Chato telah menghadapi berbagai tantangan. Meskipun petualangannya penuh dengan suka dan duka, dia terus mencintai pekerjaannya. Perjalanan panjangnya memasak di hutan dan wilayah terpencil mengajarkannya keuletan, ketahanan, dan kemampuan untuk berpikir kreatif dalam mengolah apa yang ada di sekitarnya. Tidak jarang dia harus tinggal di pedalaman selama berbulan-bulan karena cuaca buruk atau ketidakmungkinan untuk kembali ke peradaban.