Kurikulum Sekolah Rakyat Masih Disiapkan, Fokus pada Matematika, Coding dan Karakter
Menteri Sosial Saifullah Yusuf berdialog dengan salah seorang calon siswa Sekolah Rakyat jenjang SMP dalam acara Sosialisasi Sekolah Rakyat di Sentra Satria Baturraden, Kabupaten Banyumas--
BANYUMAS, JAMBIEKSPRES.CO– Pemerintah tengah mematangkan konsep Sekolah Rakyat, program pendidikan alternatif yang ditargetkan mulai berjalan pada tahun ajaran 2025–2026.
Salah satu aspek yang kini masih digodok adalah kurikulumnya.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat mengunjungi Sentra Satria Baturraden, Banyumas, Kamis siang.
Lokasi tersebut direncanakan menjadi salah satu tempat pelaksanaan Sekolah Rakyat.
"Kurikulumnya sedang disusun oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama kementerian terkait. Formatnya mirip sekolah formal, tapi dengan banyak nilai tambah," ujar Gus Ipul.
Salah satu nilai tambah utama adalah penguatan Matematika dan Coding, dua kompetensi yang dianggap vital di era digital saat ini.
Selain itu, siswa juga akan dibekali dengan pendidikan karakter, karena Sekolah Rakyat menerapkan pola pendidikan berbasis asrama (boarding) selama 24 jam.
"Ada masa orientasi atau matrikulasi yang lebih panjang untuk menyamakan kemampuan dasar siswa. Karena latar belakang anak-anak ini beda-beda," tambahnya.
Kurikulum juga dirancang dengan mempertimbangkan arahan Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam hal penguatan bahasa asing.
Selain Bahasa Inggris, kemungkinan juga akan ditambahkan Bahasa Arab atau Mandarin, menyesuaikan kebutuhan daerah dan potensi siswa.
Sejauh ini, sebanyak 53 kabupaten/kota telah menyatakan kesiapan untuk membuka Sekolah Rakyat mulai tahun ajaran depan.
Bahkan, lebih dari 80 daerah lainnya tengah dalam tahap survei kelayakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Beberapa daerah akan memulai dari jenjang SD, lainnya dari SMP atau SMA. Targetnya tahun depan sudah bisa menerima siswa di semua jenjang," jelas Gus Ipul.
Dalam kunjungannya, Mensos juga menyampaikan langsung informasi ini kepada masyarakat penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima bantuan lainnya.
Anak-anak dari keluarga ini menjadi prioritas utama dalam rekrutmen siswa Sekolah Rakyat.
Program Sekolah Rakyat sendiri diharapkan menjadi jawaban atas ketimpangan akses pendidikan, sekaligus mencetak generasi muda dengan bekal ilmu, karakter, dan keterampilan abad 21. (*)