Baca Koran Jambi Ekspres Online

Pendidikan Berbasis Keterampilan Adalah Pilar Membangun SDM Unggul dan Tangguh

Anggota Komisi V DPR RI, Edi Purwanto--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Dalam momentum peringatan Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional, Anggota Komisi V DPR RI, Edi Purwanto, menggarisbawahi urgensi transformasi sistem pendidikan nasional menuju model berbasis keterampilan (skill-based education).

Menurutnya, masa depan tenaga kerja Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada ijazah, tetapi harus didukung oleh penguasaan keterampilan teknis dan soft skill yang relevan dengan perkembangan zaman.

“Pendidikan kita harus menjadi alat pemberdayaan. Bukan sekadar tempat belajar teori, tetapi ruang untuk membentuk manusia yang tangguh, cakap, dan berdaya saing,” tegas Edi dalam keterangan tertulisnya dari Jakarta.

Ia menyatakan bahwa tantangan dunia kerja saat ini telah berubah drastis.

Revolusi industri 4.0, digitalisasi ekonomi, dan disrupsi teknologi telah memaksa tenaga kerja untuk tidak hanya mengandalkan kecerdasan akademik, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi, berpikir kritis, kolaborasi, serta kecakapan adaptif terhadap perubahan yang cepat.

Dalam pandangan Edi, keterampilan bukan hanya sarana untuk mendapat pekerjaan, tetapi juga modal sosial yang dapat menciptakan kemandirian ekonomi.

Ia mengungkapkan bahwa para pekerja masa depan perlu didorong menjadi inovator dan pencipta lapangan kerja, bukan hanya pencari kerja.

“Ketika seseorang dibekali keterampilan yang tepat, ia tidak mudah tersingkir oleh mesin atau algoritma. Justru ia bisa menciptakan nilai tambah, bahkan membangun usaha sendiri yang menyerap tenaga kerja,” ungkapnya.

Ia mencontohkan banyak program pelatihan berbasis vokasi dan kewirausahaan di berbagai daerah yang mampu menekan angka pengangguran dan meningkatkan pendapatan keluarga, asalkan didukung dengan kurikulum yang relevan dan pendampingan berkelanjutan.

Meski demikian, Edi juga mengkritik sistem pendidikan yang masih terlalu menekankan nilai akademik dan kelulusan formal sebagai indikator keberhasilan.

Ia menilai masih banyak sekolah dan perguruan tinggi yang belum terintegrasi dengan kebutuhan riil industri dan dunia usaha.

“Kita butuh jembatan kuat antara pendidikan dan dunia kerja. Sekarang ini banyak lulusan yang menganggur karena keterampilannya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar,” tegasnya.

Ia mengusulkan agar pemerintah memperluas program sertifikasi keterampilan, penguatan SMK dan politeknik, serta kolaborasi aktif antara kampus dan pelaku industri untuk memastikan lulusan siap pakai.

Terkait banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak krisis ekonomi global, Edi menekankan perlunya perhatian lebih serius dari pemerintah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan