81 Hotspot Terdeteksi, BPBD dan BKSDA Jambi Siaga Hadapi Karhutla Musim Kemarau

KARHUTLA: Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi beberapa waktu lalu. Kini, status siaga karhutla diperpanjang hingga November. FOTO: Antara --

JAMBI, JAMBIEKSPRES.Co-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi siap siaga menghadapi dan menangani bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dimana sampai saat ini sudah ditemukan sebanyak 81 hotspot atau titik panas memasuki musim kemarau.

“BPBD mulai melangkah siap siaga pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini,” kata Kepala BPBD Provinsi Jambi Bachyuni Deliansyah, di Jambi Rabu, usai menggelar rapat seluruh BPBD kabupaten dan kota se-Provinsi Jambi dalam menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan.

Rapat koordinasi itu menindaklanjuti instruksi Presiden dimana perlunya upaya pencegahan karhutla yang harus dilakukan seluruh daerah baik kabupaten, kota dan provinsi di Indonesia 

BPBD Provinsi Jambi juga telah meminta badan penanggulangan bencana kabupaten kota untuk melakukan mitigasi daerah rawan terbakar dan mereka diminta turun langsung ke lapangan untuk memantau kondisi di lapangan, baik dari pengecekan lokasi posko pengamanan, peralatan pemadam, dan sumber air di daerah gambut.

Bachyuni juga menyebutkan Provinsi Jambi termasuk daerah yang rawan karhutla karena merupakan daerah perkebunan yang sebagian lahan gambut yang mudah terbakar, apalagi musim kemarau akan terjadi Juni hingga September mendatang. 

Laporan dari BMKG Jambi juga menyebutkan bahwa Mei, Juni, Juli 2025, curah hujan dalam kategori rendah hinnga menengah atau 50-200 mm/bulan dan awal musim kemarau di Jambi diperkirakan terjadi pada akhir Mei hingga Juni 2025.  Dan puncak musim kemarau terjadi pada Juni-Juli 2025.

“Berdasarkan laporan perkiraan BMKG Jambi musim kemarau di Provinsi Jambi akan terjadi pada Mei hingga Oktober 2025,” kata Bachyuni.

 Terpisah, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menggandeng masyarakat desa penyangga di sekitar kawasan untuk mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi.

"Kami berkolaborasi dengan masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan guna mencegah karhutla yang menjadi ancaman saat memasuki musim kemarau," kata Koordinator Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Jambi Jefrianto di Jambi, Rabu.

Ia mengatakan pada prinsipnya BKSDA bersama Polhut siap melakukan pencegahan menghadapi musim kemarau tahun 2025. Balai konservasi akan melibatkan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) untuk melakukan sosialisasi pencegahan.

BKSDA, lanjutnya, juga memiliki tim tersendiri yang tersebar di resort dan seksi, termasuk menggandeng Manggala Agni terdekat, guna  mengantisipasi kemungkinan terburuk selama menghadapi musim kemarau.

Jafrianto menjelaskan Polhut memiliki agenda patroli rutin serta melakukan penyuluhan dan sosialisasi kemasyarakatan tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan. Sampai tahun ini BKSDA bersyukur belum ada peristiwa kebakaran hutan di dalam kawasan hutan di bawah naungan BKSDA Jambi.

BKSDA memiliki tugas bukan hanya sekedar perlindungan kawasan, kata dia, tetapi turut menjaga mengamankan peredaran tumbuhan dan satwa liar dan penanganan konflik antara manusia dan satwa.

BKSDA Jambi memiliki tiga wilayah (seksi) konservasi, meliputi Cagar Alam Gua Ulu Tiangko dan Cagar Alam Durian Luncuk. Kemudian seksi dua, Cagar Alam Durian Luncuk 2 dan Cagar Alam Kawasan Suaka (KSA) Buluh Hitam Sungai Bengkal. Sedangkan seksi tiga adalah Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur KSA Bukit Tambi. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan