Mereka Hadir Bukan Untuk Jadi Replika Pusat, Tapi Wajah Baru Indonesia

PUTRI OTONOMI DAERAH: Putri Otonomi Daerah 2025 menjadi wadah bagi perempuan daerah untuk mengaktualisasikan diri.--
Putri Otonomi Indonesia, Suara Perempuan Daerah dan Kepemimpinan Muda
MEREKA membawa suara lokal ke tingkat nasional, mengenalkan identitas kultural, serta mengangkat isu-isu strategis dari daerah asal.
BEBERAPA dekade lalu, kontes kecantikan bisa dihitung dengan jari. Kini ajang putri-putrian kian beragam dari tingkat lokal hingga internasional.
Tapi siapa sangka, di balik gemerlap mahkota dan balutan busana adat, ada ruang refleksi yang lebih dalam tentang suara perempuan, identitas daerah, dan masa depan kepemimpinan Indonesia.
Banyak yang belum paham, atau mungkin baru mendengar tentang Putri Otonomi Indonesia (POI), yang digelar oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Namun justru di sanalah keunikannya bermula.
Ia hadir bukan untuk menyamakan diri dengan ajang sejenis, melainkan untuk membelokkan arah, dari sekadar pertunjukan ke panggung pemberdayaan.
Keinginan untuk menyuarakan narasi baru tentang bagaimana daerah sepertinya bukan sekadar latar belakang, melainkan pusat pertumbuhan gagasan, identitas, dan kepemimpinan.
Ajang ini seperti sebuah panggilan, bukan hanya bagi perempuan muda, tapi juga bagi semua, untuk lebih percaya pada potensi yang selama ini tumbuh diam-diam di luar pusat kekuasaan.
Direktur Eksekutif Apkasi Sarman Simanjorang mengatakan bahwa POI adalah bentuk komitmen nyata.
Tapi di balik kalimat resminya itu, ada semangat yang bisa dirasakan yakni semangat untuk memberi panggung bagi mereka yang biasanya hanya jadi penonton.
Di sinilah benih perubahan tumbuh. Bukan sekadar mencari siapa yang paling mempesona dalam balutan busana daerah, melainkan siapa yang paling mampu merepresentasikan semangat otonomi, kepemimpinan yang membumi, dan visi masa depan yang inklusif.
Mereka hadir bukan untuk menjadi replika pusat, melainkan menjadi wajah baru Indonesia, penuh warna, akar budaya, dan keberanian.
Sejak berganti nama dari Putri Otonomi Daerah pada 2022, POI mengusung konsep roadshow dan ini bukan tanpa alasan. Dari Bogor, Kebumen, hingga Trenggalek, para finalis diajak merasakan denyut jantung daerah secara langsung.