Mereka Hadir Bukan Untuk Jadi Replika Pusat, Tapi Wajah Baru Indonesia

PUTRI OTONOMI DAERAH: Putri Otonomi Daerah 2025 menjadi wadah bagi perempuan daerah untuk mengaktualisasikan diri.--
Mereka tinggal, bercakap, belajar dari warga, dan menyelami semangat lokal. Momen-momen itu kerap tak terdokumentasi kamera, tapi justru itulah yang membentuk mereka sebagai pemimpin.
Lewat pendekatan ini juga, para finalis tidak hanya menjadi duta kecantikan, tapi juga juru bicara daerah mereka masing-masing.
Mereka membawa suara lokal ke tingkat nasional, mengenalkan identitas kultural, serta mengangkat isu-isu strategis dari daerah asal.
Kesempatan Langka
POI tak berhenti sebagai simbol. Para pemenangnya mendapat kesempatan langka menjadi pejabat sehari di kementerian.
Dari luar mungkin terdengar seperti permainan, tapi bagi mereka yang menjalaninya, itu adalah pelajaran berharga tentang beratnya tanggung jawab dan pentingnya empati dalam kepemimpinan.
Juara POI 2022, misalnya, mendapat kesempatan duduk sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri.
Sementara pemenang POI 2023 bahkan merasakan dua peran sekaligus, menjadi Menteri Investasi dan Menteri Pariwisata. “Ini pengalaman tak ternilai, jauh lebih berharga daripada hadiah materi,” kata Sarman, menegaskan pentingnya pembelajaran langsung dalam kerangka kepemimpinan nasional.
Firsta Yufi Amarta, Duta POI 2023, yang kini menembus ajang Puteri Indonesia 2025, adalah contoh nyata bagaimana POI bukan panggung akhir, tapi landasan untuk melompat.
“Di sini mereka berproses sebelum terbang lebih tinggi,” ujar Sarman. Masyarakat seperti menyaksikan bunga yang baru mulai mekar, tapi sudah mengharumkan ruang yang lebih luas.
Namun seperti semua hal baik, POI juga menghadapi tantangan. Partisipasi tahun ini turun karena pergantian kepala daerah dan keterbatasan anggaran.
Tapi semangat itu belum padam, ia hanya beristirahat sebentar, seperti bara yang menunggu ditiup kembali.
Raphaella Chayla Saka dari Kabupaten Klaten, Putri Otonomi Indonesia 2024, adalah suara dari dalam lingkaran itu.
“Saya tidak pernah membayangkan bisa sampai di titik ini,” ujarnya dengan jujur. Kalimat sederhana itu mengandung kekuatan bahwa keberhasilan bukan soal asal, tapi keberanian untuk melangkah.
Ajang ini juga menjadi ruang perjumpaan yang jarang terjadi, di mana perempuan muda dari Sabang sampai Merauke duduk sejajar, bercakap tentang masa depan, dan membentuk jaringan lintas identitas.