Protein Ajaib yang Berpotensi Memperlambat Penuaan dan Memperpanjang Usia
Prof. Dr. Mike Chan berbicara tentang semakin pentingnya Klotho dalam pengobatan anti-penuaan, menyoroti banyaknya manfaat potensialnya bagi kesehatan dan umur panjang.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Upaya memperpanjang umur manusia tampaknya kian menemukan harapan baru. Para ilmuwan kini menyoroti sebuah protein yang disebut klotho sebagai kandidat kuat dalam perlombaan mengatasi penuaan.
Dalam studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Barcelona, ditemukan bahwa protein klotho mampu memperpanjang usia tikus hingga 20 persen.
Jika efek ini diterjemahkan ke dalam skala manusia, maka peningkatan usia ini setara dengan tambahan sekitar 16 tahun—dari 80 menjadi 96 tahun.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Molecular Therapy menunjukkan bahwa tikus yang disuntik protein klotho tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga menunjukkan perlambatan pada berbagai gejala penuaan.
Di antaranya adalah penurunan kekuatan otot, kepadatan tulang, serta fungsi kognitif.
Dalam uji coba, tikus yang menerima terapi protein ini hidup rata-rata 31,5 bulan, meningkat dari 26,3 bulan yang dicapai oleh kelompok kontrol.
Selain umur yang lebih panjang, mereka juga menunjukkan regenerasi otot yang lebih baik, kekuatan fisik yang lebih stabil, serta risiko fibrosis yang lebih rendah.
Meski hasil ini menjanjikan, para peneliti menekankan bahwa penerapan terapi klotho pada manusia masih membutuhkan riset lanjutan.
Perbedaan fisiologis antar spesies, potensi efek samping, serta penyesuaian dosis menjadi tantangan besar sebelum terapi ini bisa diterapkan secara klinis.
Klotho sendiri merupakan protein yang telah lama dikaitkan dengan proses penuaan dan kesehatan metabolik, namun baru belakangan ini diuji secara langsung sebagai terapi potensial.
Penemuan ini membuka pintu menuju era baru dalam penelitian anti-penuaan.
Namun, seperti biasa dalam dunia sains, bukti pada hewan percobaan belum tentu bisa langsung diterjemahkan ke manusia.
Uji klinis dan kajian keamanan jangka panjang akan menjadi langkah penting selanjutnya. (*)