SDN 98 Kota Jambi Kembali Kebanjiran, Siswa Keluhkan Belajar Terganggu

TERENDAM: Banjir yang menggenangi jalan di simpang Pertamina Kota Baru, Kota Jambi.--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO – Hujan deras yang mengguyur Kota Jambi pada Jumat pagi (16/5/2025) kembali merendam SD Negeri 98 Kota Jambi di Jalan Pangeran Hidayat, Kelurahan Suka Karya, Kecamatan Kota Baru. Ketinggian air mencapai 50 cm, memaksa proses belajar terganggu.
Kondisi ini bukan yang pertama kali terjadi. Hampir setiap hujan deras, sekolah ini menjadi langganan banjir. Salah seorang siswa, Maulana, mengungkapkan keluhannya.
"Pak Wali Kota, kami minta tolong bantu sekolah kami. Kami sudah capek sekolah kebanjiran terus," ujarnya.
Guru wali kelas, Rima, menyebut buruknya sistem drainase di sekitar sekolah sebagai penyebab utama. Menurutnya, saluran air yang sempit dan jembatan kecil di dekat sekolah membuat air hujan meluap dan menggenangi lingkungan sekolah.
BACA JUGA:Kolam Retensi hingga Satu Juta Biopori, Walikota Maulana Paparkan Strategi Penanggulangan Banjir
BACA JUGA:Tim SAR Jambi Evakuasi Korban Banjir, Fokuskan pada Lansia dan Ibu Hamil
"Kami harap pemerintah bisa segera memperbaiki drainase dan meninggikan lahan sekolah agar anak-anak bisa belajar dengan tenang," kata Rima.
Tak hanya sekolah, banjir juga merendam sejumlah permukiman warga dan jalan utama di Kota Jambi. Fenomena ini terus berulang setiap kali hujan deras mengguyur kota.
Wali Kota Jambi, Maulana, mengakui persoalan banjir menjadi tantangan serius bagi pemerintah kota. Ia menyebut, dengan luas 169,89 km² dan penduduk mencapai 627.774 jiwa, Kota Jambi menghadapi persoalan kompleks dalam pengelolaan air dan tata ruang.
Berdasarkan Master Plan Penanganan Banjir 2024, potensi genangan di Kota Jambi bisa mencapai 893 hektare saat hujan intensitas sedang (Q2), dan melonjak hingga 3.300 hektare saat hujan ekstrem (Q25). Penyebab utama banjir antara lain kapasitas sungai yang terbatas, penyempitan akibat permukiman, hingga tumpukan sampah di sungai-sungai seperti Sungai Asam, Kambang, Putri, dan Tembuku.
Untuk mengatasi hal ini, Pemkot Jambi telah menggelar sejumlah program, di antaranya, normalisasi dan pelebaran sungai, perbaikan drainase sepanjang 28,4 km, pembangunan kolam retensi multifungsi di titik strategis, program satu juta biopori dan lubang resapan, kampung bahagia inisiatif pengelolaan sampah berbasis masyarakat
Pemkot juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jambi dan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI (BWSS VI) dalam proyek revitalisasi sungai dengan anggaran mencapai Rp396 miliar, sebagian besar berasal dari APBN.
Proyek ini juga mendapat dukungan pinjaman luar negeri dari JICA, meliputi pembangunan rumah pompa, box culvert, sistem kontrol banjir, dan alat pencatat curah hujan otomatis.
Meski menghadapi sejumlah kendala seperti pembebasan lahan dan bangunan liar di tepi sungai, Wali Kota Maulana menegaskan komitmennya menyelesaikan persoalan ini secara kolaboratif.