Baca Koran Jambi Ekspres Online

Rumuskan Tiga Komitmen Hingga Menanggulangi Persoalan Sampah dari Titik Paling Awal

PEDULI SAMPAH: Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto (keempat kanan) memimpin pembacaan bersama deklarasi Gerakan Desa Peduli Sampah di Alun-alun Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (16/5/2025).--

Mengendalikan Sampah Melalui Gerakan Desa Peduli Sampah

Masalah sampah masih menjadi tantangan yang terus diupayakan penyelesaiannya oleh pemerintah dan pihak terkait lainnya, mulai dari aktivis lingkungan hingga masyarakat. Sejumlah langkah mulai diambil untuk menanggulangi persoalan sampah.

_________

DATA Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 33,82 juta ton timbulan sampah pada tahun 2024. Data itu dihimpun dari 314 kabupaten/kota di tanah air.

Merespons fakta tersebut, pemerintah tidak tinggal diam. Sejumlah langkah mulai diambil sejumlah kementerian/lembaga, tidak terbatas pada Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), di antaranya adalah Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) yang menggagas peluncuran Gerakan Desa Peduli Sampah.

Peluncuran gerakan itu ditandai dengan sebuah deklarasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto di Alun-alun Cikande, Kabupaten Serang, Banten pada Jumat (16/5) lalu.

BACA JUGA:Alfin Minta Optimalkan Pengolahan Sampah di TPS3R

BACA JUGA:DLH Sungai Penuh Kekurangan Armada Angkut Sampah

Menurut Yandri, Gerakan Desa Peduli Sampah menjadi salah satu pendekatan strategis dari pemerintah untuk menanggulangi persoalan sampah dari titik paling awal, yaitu masyarakat desa.

Realita bahwa permasalahan sampah tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat saja, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif dari masyarakat, terutama masyarakat desa, menjadi salah satu pendorong bagi Kementerian Desa untuk menghadirkan gerakan tersebut. Gerakan Desa Peduli Sampah diharapkan bisa menjadi budaya hidup masyarakat desa, bukan sekadar kegiatan seremonial.

Lebih lanjut, Menteri Yandri mengingatkan bahwa kualitas lingkungan pada dasarnya berbanding lurus dengan kualitas hidup masyarakat. Dengan demikian, menurutnya, sudah sepatutnya penanganan sampah dimulai dengan cara pandang yang baru seperti mengutamakan pengelolaannya dan menjunjung prinsip kolaboratif.

Sebagaimana yang disampaikan oleh pengamat lingkungan dari Universitas Negeri Padang Prof Indang Dewata, pengurangan sampah yang paling efektif memang memerlukan kontribusi masyarakat. Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan langkah sederhana, seperti pemilahan yang dilakukan oleh masyarakat di rumahnya masing-masing.

"Pemilahan dan pengurangan sampah dapat dimulai dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Dengan langkah pilah-pilih sampah dari rumah, daur ulang sampah plastik bekas pakai lebih mudah dilakukan dan lebih bernilai tinggi karena kualitasnya lebih baik," kata dia.

Tiga komitmen utama

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan