Pemberantasan Premanisme di Medan Berdampak Positif bagi Masyarakat

Kepolisian Daerah Sumatera Utara mengamankan yang diduga melakukan tindakan premanisme. --

MEDAN, JAMBIEKSPRES.CO– Pengamat sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU), Agus Suriadi, menyatakan bahwa pemberantasan premanisme yang dilakukan kepolisian di Medan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
"Pemberantasan premanisme dan tindak kejahatan lainnya di Sumatera Utara, khususnya di Medan, merupakan upaya penting yang dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat," ujar Agus di Medan, Sabtu (7/6).
Menurut Agus, upaya tersebut tidak hanya menekan angka kejahatan tetapi juga memperbaiki citra kota, sehingga dapat menarik investasi dan pariwisata yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
"Tindakan ini mengurangi rasa takut di kalangan masyarakat sehingga mereka merasa lebih aman dan bebas dari intimidasi. Hal ini berkontribusi meningkatkan kualitas hidup dan interaksi sosial di lingkungan mereka," jelasnya.
Meski demikian, Agus mengakui pemberantasan premanisme menghadapi tantangan, terutama resistensi dari kelompok yang ingin mempertahankan praktik tersebut.

Oleh karena itu, dukungan sumber daya yang memadai bagi kepolisian sangat diperlukan agar operasi berjalan efektif.
"Kerja sama antara masyarakat dan aparat penegak hukum sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua," tuturnya.
Sebelumnya, Polda Sumatera Utara mencatat 1.389 orang diduga pelaku premanisme selama Operasi Pekat Toba yang digelar pada 1–21 Mei 2025. Dari jumlah tersebut, 155 kasus dengan 203 tersangka dinaikkan ke tahap penyidikan, sementara 998 kasus dengan 1.186 pelaku diberikan pembinaan dan surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan