Sarolangun Targetkan Percepatan Luas Tambah Tanam
Pj. Sekda Sarolangun, Dedy Hendry--
SAROLANGUN, JAMBIEKSPRES.CO – Pemerintah Kabupaten Sarolangun menargetkan percepatan realisasi Luas Tambah Tanam (LTT) sebagai upaya mendukung program swasembada pangan nasional.
Upaya ini sejalan dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 109/Kpts/PW.020/M/03/2025, tanggal 7 Maret 2025, tentang Penanggung Jawab Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Kegiatan Swasembada Pangan.
Pemkab Sarolangun menyatakan komitmennya untuk bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya Kementerian Pertanian, tetapi juga kementerian lainnya seperti Kementerian PUPR serta TNI AD dalam mendukung pencapaian target swasembada pangan.
Kepala Dinas TPHP Sarolangun, Dulmuin, mengungkapkan bahwa target musim tanam ketiga pada Juni 2024 mencapai 719,24 hektare, meningkat menjadi 1.303 hektare pada Juni 2025, dan 825 hektare pada Juli 2025.
“Rata-rata kita harus menanam 30 hektare padi per hari. Untuk Agustus targetnya 690 hektare, September 940 hektare, dengan total target keseluruhan 3.758 hektare.
Potensi lahan kering untuk padi sekitar 2.000 hektare, dan capaian tanam dari Juli hingga Oktober 2025 sudah mencapai 962,33 hektare,” jelas Dulmuin.
Untuk luas olah (oplah) pada Juli 2025, tercatat 415 hektare dari target total 712 hektare. Target tanam untuk tahun 2025 sebesar 1.057,5 hektare.
Pada musim tanam pertama (Oktober 2024–Januari 2025) sudah tercapai 103 hektare, sedangkan pada musim tanam kedua (Februari–Juli 2025) baru tercapai 38,05 hektare, atau sekitar 9,17 persen.
“Total LTT kita saat ini 989 hektare, luas olah 92 hektare, dan lahan kering 13 hektare, sehingga total lahan yang sudah ditanami mencapai 1.094 hektare,” tambah Dulmuin.
Sementara itu, Pj. Sekda Sarolangun, Dedy Hendry, menegaskan bahwa percepatan LTT merupakan langkah strategis dalam mendukung program nasional swasembada pangan yang dicanangkan Presiden RI.
“Sebagai bagian dari NKRI, menjadi kewajiban kita mendukung penuh program-program nasional,” kata Dedy Hendry.
Ia menambahkan, keberhasilan swasembada pangan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti ketersediaan lahan. Berdasarkan data, Sarolangun memiliki 3.397 hektare lahan baku sawah, sementara data Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) mencatat sekitar 5.000 hektare.
“Ketersediaan lahan menjadi penentu utama. Bila ada perbedaan data, kita harus sampaikan data riilnya. Pastikan lahan itu benar-benar tersedia,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya dukungan mekanisasi, irigasi yang memadai, serta sarana produksi pertanian seperti benih dan pestisida.