Baca Koran Jambi Ekspres Online

Disnakan Sarolangun Imbau Peternak Waspadai Penyakit Ngorok

Setiadi, Kepala Disnakan Sarolangun --

SAROLANGUN, JAMBIEKSPRES.CO – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Sarolangun mencatat adanya enam kasus kematian ternak kerbau akibat serangan penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit “Ngorok” selama dua bulan terakhir, Juni hingga Juli 2025.

Kepala Disnakan Sarolangun, Setiadi, mengatakan penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang saluran pernapasan dan menjadi endemik di wilayah Sarolangun.

Ia mengimbau para peternak untuk sementara tidak mencampurkan ternak baru dengan ternak lama guna mencegah penularan.

"Untuk sementara, jangan memasukkan ternak baru ke lokasi kandang. Peternak juga bisa menghubungi Disnakan jika ingin ternaknya divaksin," kata Setiadi, Rabu (9/7).

Menurut data Disnakan, kasus kematian kerbau terjadi di tiga desa. Di Kelurahan Sarolangun Kembang, satu ekor kerbau dilaporkan mati dan kasusnya telah tertangani.

Di Desa Tanjung, dua ekor kerbau mati, dan satu ekor lainnya terpaksa dipotong karena sakit. Sementara di Desa Dusun Dalam, tiga ekor mati dan satu ekor dipotong paksa.

"Tindakan pengobatan telah dilakukan terhadap lima ekor ternak sakit di Desa Dusun Dalam, serta vaksinasi pada sembilan ekor," jelas Setiadi.

Selain itu, Disnakan juga melakukan vaksinasi pencegahan (ring vaksinasi) di desa sekitar wilayah terdampak.

Di Desa Pulau Melako, sebanyak 75 ekor kerbau telah divaksin. Sementara ternak di Desa Pulau Lintang telah divaksin pada Februari 2025 dan saat ini tengah dijadwalkan ulang untuk vaksinasi lanjutan.

Di Desa Tanjung Gagak, vaksinasi juga akan segera dijadwalkan.

Setiadi menegaskan pentingnya peran aktif peternak dalam mencegah penyebaran SE dengan menjaga kebersihan kandang, tidak membiarkan ternak berkeliaran, dan melakukan vaksinasi secara berkala. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan