Proyek Rp700 M Berisiko Mubazir, Jika Tak Dimanfaatkan Maksimal
Walikota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, M.K.M--
Dewan Minta Pemerintah Dorong Masyarakat Menyambung
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO – Proyek pembangunan sistem pembuangan air limbah (sewerage system) di kota Jambi yang menelan dana sekitar Rp700 miliar telah rampung. Namun, pemanfaatan jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) oleh warga dinilai masih minim.
Proyek ini didanai oleh Asian Development Bank (ADB) dan mencakup dua kecamatan padat penduduk, yakni, Kecamatan Pasar dan Jambi Timur. Tiga perusahaan pelat merah, PT Waskita Karya, PT Adhi Karya, dan PT Brantas Abipraya, ditunjuk sebagai pelaksana.
Walikota Jambi, Maulana, menyebut pembangunan fisik jaringan IPAL telah selesai oleh pemerintah pusat. Namun, sambungan rumah tangga (SR) ke jaringan IPAL yang menjadi tanggung jawab Pemkot, masih jauh dari target.
“Harapannya, rumah-rumah tidak lagi menggunakan septic tank, tetapi langsung terhubung ke jaringan IPAL. Tapi hingga kini, realisasinya belum sesuai harapan,” kata Maulana.
BACA JUGA:Pemkot Jambi Pastikan Pengerjaan IPAL Selesai Juli
BACA JUGA:Camat Lapor ke Pj Walikota Keluhan Masyarakat Atas Proyek Galian IPAL di Jambi Timur
Pemkot menargetkan 10.300 sambungan rumah tangga terhubung ke IPAL hingga tahun 2026. Dari total itu, 1.000 SR didanai APBN, sementara 9.300 SR sisanya akan dibiayai melalui APBD.
Namun, tantangan di lapangan tidak sedikit. Pemasangan sambungan rumah memerlukan modifikasi bangunan seperti membongkar lantai atau dinding, yang membuat banyak warga enggan atau menunda pemasangan.
“Butuh proses teknis yang tidak mudah, bisa jadi harus menjebol bagian rumah. Itu salah satu hambatan kenapa sambungan rumah masih rendah,” jelas Maulana.
Sorotan juga datang dari Anggota DPRD Kota Jambi Fraksi PKB, Abdullah Thaif, yang menilai proyek besar ini berisiko mubazir bila tidak dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat.
“Ini proyek besar yang dulu sempat menimbulkan keresahan karena membuat jalan rusak dan macet. Sayang kalau selesai tapi tidak digunakan. Pemerintah harus aktif mendorong warga untuk menyambung,” tegas Thaif.
Ia menambahkan, saat ini sambungan masih gratis, namun tidak menutup kemungkinan ke depan akan dikenakan biaya. Karena itu, ia mendesak Pemkot untuk gencar melakukan sosialisasi kepada warga soal pentingnya IPAL bagi lingkungan dan kesehatan. (*)