Baca Koran Jambi Ekspres Online

Kemendikdasmen Siapkan Lulusan SMK Berdaya Saing Lewat Empat Strategi

Mendikdasmen Abdul Mu'ti melakukan tanya jawab dengan media usai menjadi narasumber pada kegiatan “Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Resiliensi Ekonomi Domestik Sebagai Fondasi Menghadapi Gejolak Dunia” --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus memperkuat pendidikan vokasi agar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mampu bersaing di dunia kerja.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerapkan empat strategi utama untuk menyiapkan tenaga kerja profesional yang relevan dengan kebutuhan industri.
Menurut Mu’ti, pendidikan vokasi menjadi jawaban terhadap tantangan ketenagakerjaan nasional.

Salah satu langkah yang dilakukan ialah penerapan program SMK empat tahun yang memberikan waktu tambahan bagi siswa untuk memperdalam keterampilan.

Ia mencontohkan SMK Pembangunan di Semarang yang telah lama menjalankan sistem tersebut.

Pada tahun terakhir, siswa fokus mempersiapkan diri untuk masuk dunia kerja sehingga mereka memiliki pengalaman praktik yang lebih matang.
Selain itu, Kemendikdasmen juga mendorong pengembangan kurikulum berbasis keunggulan lokal. Setiap SMK diarahkan untuk mengembangkan keahlian sesuai potensi daerahnya.

Jika sekolah berada di wilayah penghasil kopi atau teh, maka pelajaran dan praktik diarahkan pada pengolahan produk tersebut.

Dengan begitu, lulusan tidak hanya memiliki keterampilan teknis tetapi juga dapat berkontribusi langsung terhadap ekonomi daerah.
Langkah berikutnya adalah memperluas kemitraan antara SMK dan dunia usaha serta dunia industri (DUDI).

Melalui kerja sama ini, siswa mendapatkan kesempatan belajar dan berlatih langsung di lingkungan kerja yang nyata.

Salah satu contoh adalah kerja sama antara perusahaan penangkapan ikan dan SMK yang menyiapkan siswa untuk menguasai mesin pendingin kapal.

Para siswa tidak hanya berlatih di laboratorium, tetapi langsung di kapal perusahaan, dan sebagian besar dari mereka direkrut setelah lulus.
Kemendikdasmen juga menjalin kolaborasi dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk menyiapkan lulusan SMK yang siap bekerja di luar negeri.

Saat ini terdapat ratusan SMK yang sudah bekerja sama dengan perusahaan di Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, terutama di sektor-sektor yang membutuhkan tenaga terampil.
Mu’ti menegaskan bahwa keempat strategi tersebut bukan sekadar rencana, melainkan sudah berjalan dalam satu tahun terakhir.

Ia berharap langkah ini dapat memastikan lulusan SMK memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan pasar, baik di dalam maupun luar negeri.

“Kami ingin lulusan SMK tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga keterampilan dan pengalaman nyata yang diakui dunia kerja,” ujarnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan