Baca Koran Jambi Ekspres Online

Pemkot Jambi Masuk Top 3 I-SIM 2025, Walikota Maulana Presentasikan Inovasi Lagro Koja

PAPARKAN INOVASI: Walikota Jambi, tampil memaparkan inovasi unggulan daerah bertajuk Lahan Abadi Agro Kota Jambi (Lagro Koja) di hadapan tim juri dari unsur pentahelix: pemerintah, akademisi, dan dunia usaha.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO – Komitmen Pemerintah Kota Jambi dalam percepatan pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDGs) kembali berbuah prestasi. Pemkot Jambi berhasil menembus Top 3 Nasional ajang Integrated Sustainable Indonesia Movement (I-SIM) 2025 yang digelar Kementerian PPN/Bappenas berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN), PT Surveyor Indonesia, dan APEKSI.

Prestasi tersebut diraih setelah penjurian Top 5 Kabupaten/Kota peserta I-SIM 2025 yang berlangsung di Graha Surveyor Indonesia, Jakarta, Senin (17/11). Walikota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, M.K.M., tampil memaparkan inovasi unggulan daerah bertajuk Lahan Abadi Agro Kota Jambi (Lagro Koja) di hadapan tim juri dari unsur pentahelix: pemerintah, akademisi, dan dunia usaha.

Lagro Koja merupakan wujud kolaborasi lintas sektor antara Pemkot Jambi dengan Bank Indonesia, BULOG, BMKG, BRMP, dan BPS. Kolaborasi ini mencakup penyiapan lahan, pendampingan, bantuan sarana produksi, pemasaran hasil, penyediaan data, hingga informasi iklim.

Lahan milik Pemerintah Kota Jambi seluas 13,5 hektare di Balai Produksi Benih Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (BPBTPHP) resmi ditetapkan sebagai Lahan Abadi Agro Kota Jambi.

BACA JUGA:Wali Kota Jambi Tegaskan Komitmen Sinergi di Munas APEKSI VII Surabaya

BACA JUGA:Hadiri Munas APEKSI VII, Walikota Jambi Akan Perkuat Sinergi dan Inovasi Antar Kota

Program ini dirancang untuk memastikan ketersediaan komoditas hortikultura khususnya cabai dan bawang sepanjang tahun, menjaga stabilitas harga, serta menekan angka inflasi. Selain itu, Lagro Koja menjadi pusat edukasi dan percontohan pengembangan hortikultura.

Dalam paparannya, Walikota Maulana menjelaskan bahwa Lagro Koja lahir dari kebutuhan mengatasi lonjakan inflasi, terutama pada komoditas cabai. Kota Jambi memerlukan 12 ton cabai per hari, sementara 82 persen pasokannya sebelumnya bergantung dari luar daerah.

“Dari satu hektare Lagro, produksi cabai dapat mencapai 9 hingga 10 ton, jauh lebih tinggi dari pertanian biasa yang hanya menghasilkan sekitar 6,5 ton per hektare,” jelas Maulana.

Saat ini, total produksi cabai di Lagro Koja telah mencapai sekitar 100 ton. Selain menekan inflasi, program ini meningkatkan pendapatan petani dan berkembang menjadi kawasan agrowisata yang menarik minat pelajar hingga masyarakat umum.

Walikota Maulana menyampaikan rasa syukur atas capaian Kota Jambi serta apresiasi kepada APEKSI, PT Surveyor Indonesia, dan seluruh pihak penyelenggara.

“Prestasi ini menunjukkan bahwa inovasi daerah mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Insya Allah, proses penilaian berlangsung objektif oleh para profesional berintegritas,” ujarnya singkat.

Dari 77 kota peserta I-SIM 2025, Kota Jambi berhasil menembus tiga besar terbaik. Program ini menjadi momentum bagi Pemkot Jambi untuk memperkuat komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan yang adaptif. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan