Baca Koran Jambi Ekspres Online

Akibat Harga Cabai Meroket Hingga Rp100 Ribu, Pemprov Jadwalkan 3 Kali Operasi Pasar

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi Johansyah--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Ketahanan Pangan merespons lonjakan harga cabai yang mulai menyentuh angka Rp100.000 per kilogram. Dijadwalkan akan dilakukan operasi pasar pada 15, 22, dan 29 Desember untuk mengendalikan harga. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Johansyah, memastikan pihaknya akan menggelar Operasi Pasar (OP) secara intensif di titik-titik krusial seperti Pasar Angso Duo dan Talang Banjar.

"Intervensi ini dilakukan karena terganggunya pasokan dari daerah penghasil utama seperti Sumatera Barat, Aceh, dan Sumut. Untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok jelang Natal dan Tahun Baru," kata Johansyah kepada Jambi Ekspres (11/12). 

Dirindukan Johansyah, rencananya tanggal 15, 22, dan 29 Desember kita akan dilakukan Operasi Pasar pasar tersebut. Fokus intervensi kita adalah cabai merah keriting dan cabai rawit. 

BACA JUGA:Gencarkan Operasi Pasar di Akhir Tahun, Pemda Diingatkan Jaga Keseimbangan Petani dan Konsumen

BACA JUGA:Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah Melonjak, Operasi Pasar Jadi Solusi

Dalam operasi pasar tersebut, Dinas Ketahanan Pangan menargetkan volume pasokan yang signifikan untuk menekan harga agar kembali wajar. 

Dikatakannya, untuk Pasar Angso Duo sebagai barometer pasar induk di Jambi. Cabai Merah Keriting disiapkan sekitar 8 ton. Lalu Cabai Rawit, Disiapkan sekitar 4 ton.

"Selain Angso Duo, kita juga akan bantu pasokan untuk Pasar Talang Banjar. Prinsipnya, kalau kenaikan harga tidak terlalu jauh, itu masih wajar. Namun yang harus kita hindari adalah kekosongan barang. Kita jaga pasokan agar aman untuk masyarakat umum dan kebutuhan Nataru," tegasnya.

Selain cabai, Johansyah juga menyoroti kenaikan harga daging ayam ras yang dipengaruhi oleh permintaan program gizi (Dapur SPPG). Menyikapi hal ini, Pemprov Jambi akan menerbitkan Surat Edaran Gubernur yang meminta agar pemenuhan bahan baku program tersebut mengutamakan produksi lokal dari kabupaten/kota masing-masing, sehingga tidak menyedot stok di pasar induk seperti Angso Duo.

"Kita dorong agar pasokan bahan masakan dan daging ayam diambil dari lokal kabupaten setempat, jangan semuanya masuk mengambil ke pasar induk, agar distribusi merata," pungkasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan