Yawan Shuuu

Oleh : Dahlan Iskan--

Tianjin-Beijing adalah jalur kereta cepat paling padat. Ada yang khusus Tianjin-Beijing. Ada yang dari Shanghai pun berhenti di Tianjin. Pun yang dari Nanjing dan Hangzhou.

Tianjin memang hanya sebuah kota tapi statusnya setingkat provinsi. Kepala daerahnya disebut wali kota tapi langsung di bawah pusat. Seperti Beijing, Shanghai, dan Chongqing.

Jalur Tianjin-Beijing padat sekali karena Beijing tidak punya pelabuhan. Angkutan lautnya mengandalkan pelabuhan Tianjin.

Jangan-jangan Jakarta-Bandung mirip Beijing-Tianjin itu. Misalnya, terlihat di jadwal baru tersebut, sudah akan ada Whoosh yang tiba Halim pukul 06.36.

Orang Bandung yang mengejar rapat pagi di Jakarta tidak perlu beralasan menginap di ibu kota.

Pun bagi yang mengejar pesawat pagi dari Halim ke berbagai kota. Bandara Halim –yang sangat tidak mencerminkan wajah baru Indonesia– akan kian ramai. Inilah untuk kali pertama bandara kalah megah dari stasiun KA.

Tiga bulan ke depan sudah akan diketahui: meledaknya penumpang Whoosh sekarang ini sekadar lantaran bulan madu atau memang kebutuhan baru.

Tentu saya sudah di Tiongkok ketika Presiden Jokowi ke Beijing tanggal 18 Oktober lalu.

Dari media setempat saya mengikuti: hari itu di Beijing dilakukan peresmian kereta cepat jurusan Bandung itu.

Wajar. Pihak Indonesia melakukan peresmian di Jakarta. Pihak Tiongkok melakukannya di Beijing. Mumpung Presiden Jokowi di Beijing.

Di Indonesia kereta cepat itu diresmikan dengan nama Whoosh.

Di Beijing diresmikan dengan nama Yawan (Yajiada-Wanlong). Yajiada adalah Jakarta dalam bahasa Mandarin. Wanlong, Anda sudah tahu.

Di Tiongkok bunyi sesuatu yang sangat cepat memang bukan whoosh..... Di sana bunyi kereta secepat 350 km/jam itu: shuuuu....

Beda negara beda pengucapan bunyi. Dor! Adalah bunyi tembakan di Indonesia. Di Amerika menjadi Bang! Di Tiongkok: Pyang!

Pemakaian kata Whoosh bisa jadi khas Indonesia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan