Nilai Perdagangan 14 Miliar Dolar AS 267.194 PMI Bekerja di Taiwan
ANJUNGAN INDONESIA: Anjungan Indonesia berdiri di tengah Taipei International Coffee Show 2022. FOTO: ANTARA/KDEI-TAIPEI --
Bahkan apa pun yang terjadi dengan hasil Pemilu Presiden 2024 nanti, rezim DPP Taiwan dipastikan tidak akan mengubah kebijakan luar negerinya terhadap Indonesia, apalagi Tsai di awal pemerintahannya dulu pada 2016 telah mencanangkan kebijakan yang mengarah ke selatan atau "Southbound Policy".
Meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik atau Government to Government, ada beberapa faktor penting bagi Taiwan untuk meningkatkan kemitraan dengan Indonesia. Pertama, hubungan antar-masyarakat atau People to People Exchange antar-kedua belah pihak dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Indonesia menjadi negara yang memberikan kontribusi terbesar kedua pelajar asing di Taiwan dengan jumlah 16.639 orang pada 2022. Jumlah itu meningkat sebanyak 11.840 orang dibandingkan dengan periode 2018. Bertambahnya jumlah pelajar Indonesia di Taiwan itu dipastikan mampu mempererat hubungan kedua belah pihak.
Kedua, hubungan komersial atau Business to Business Contact. Lini ini tidak hanya berkutat pada hubungan dagang dan investasi belaka yang memang dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Namun yang tidak boleh dikesampingkan adalah sektor ketenagakerjaan yang turut memperkuat hubungan "B to B".
Lai tentu harus mengambil pelajaran berharga dari Tsai terkait dengan moratorium pengiriman tenaga kerja dari Indonesia. Kebijakan Tsai pada waktu itu telah memberikan pengaruh negatif terhadap perekonomian Taiwan. Belakangan Tsai tersadar bahwa PMI telah turut memberikan kontribusi secara tidak langsung bagi pertumbuhan perekonomian nasional Taiwan.
Tanpa ada pekerja dari Indonesia, masyarakat Taiwan tidak akan bisa produktif. Peran serta PMI yang bekerja di sektor informal sangat dirasakan oleh warga Taiwan dalam mengatasi urusan domestik. Demikian pula keterlibatan para pahlawan devisa dari Indonesia yang bekerja di sektor formal sangat membantu berputarnya roda industri di Taiwan, baik yang berskala besar maupun kecil. (*)