Banjir Terbesar Dalam 20 Tahun, Dewan Minta Penanganan Jangka Panjang
Gubernur Jambi Al Haris --
"Sementara untuk rumah sudah ada 70 sampai 75 rumah yang terendam banjir. Untuk di depan kantor Lurah itu ketinggian air sudah 1,20 meter. Sehingga untuk bisa ke kantor Lurah masyarakat membutuhkan perahu, akan tetapi guna menunjang pelayanan yang lebih optimal, maka pelayanan sementara kami pindahkan ke Posko terpadu," akunya.
"Untuk rumah-rumah yang sudah terendam kami minta listriknya untuk dipadamkan, supaya tidak membahayakan. Kalau untuk masyarakat yang rumahnya belum terendam listriknya masih menyala," ujarnya.
Dari 42 RT yang ada di Kelurahan Legok, hampir 60 persennya sudah tergenang. Masyarakat beraktivitas sehari-harinya menggunakan perahu.
Sementara itu, Ketua RT 27,Legok, Majid mengatakan hampir seluruh rumah di wilayahnya merupakan rumah panggung. Meski air belum masuk ke rumah, namun aktivitas sehari-hari mulai terganggu.
"Dari rumah ke atas menggunakan perahu. Motor kita parkir di jembatan, tentunya akan menambah biaya pengeluaran, baik biaya naik perahu dan parkir," ujarnya.
Ia menyebut kemungkinan tinggi air masih terus bertambah karena banjir masih menggenangi wilayah barat Jambi.
"Dengan curah hujan dari hari ke hari debit air terus bertambah kemungkinan akan terus bertambah karena kita ada limpahan dari Bungo," pungkasnya.
Transisi Pemulihan 3 Bulan
Di bagian lain, berdasarkan hasil rapat evaluasi Pemkot Sungai Penuh menetapkan status tanggap darurat banjir di Kota Sungai Penuh dialihkan menjadi status transisi pemulihan selama 3 bulan ke depan.
Manakala dalam masa tersebut terjadi peralihan kondisi yang mengakibatkan lumpuhnya kegiatan masyarakat, maka status tanggap darurat dapat kembali ditetapkan. Wako Ahmadi mengatakan perubahan status dari tanggap darurat menjadi transisi pemulihan tidak boleh melemahkan dan tidak boleh menyurutkan semangat membantu masyarakat.
"Semua harus bergerak sesuai tupoksi kita masing - masing. Yang tidak kalah penting, sinkronkan data sesuai kondisi lapangan, " katanya saat rapat tanggap darurat banjir Kota Sungai Penuh, di ruang pola Kantor Walikota, Minggu (14/1).
Dalam rakor tersebut dipaparkan kondisi terkini dilapangan oleh BPBD, mulai dari luasan banjir, jumlah desa yang tergenang, termasuk bantuan yang telah didistribusikan kepada warga masyarakat yang terkena banjir. Disamping itu, pinpinan Dewan dan unsur forkompimda juga turut memberikan masukan dan pertimbangan terkait status bencana banjir di Kota Sungai Penuh.
Dampak banjir tak hanya rumah warga, namun infrastruktur juga banyak yang rusak. Seperti tanggul penahan banjir yang jebol di kawasan Tanjung Muda, Hamparan Rawang.
Wako meminta agar perbaikan tanggul ini bisa segera dilaksanakan agar bisa cepat selesai, tujuannya agar luapan air tidak sampai meluas dan menggenangi wilayah sekitarnya.
Seperti diketahui, tingginya curah hujan menyebabkan debit air sungai Batang Merao meluap sehingga menjebol tanggul penahan banjir di kawasan Tanjung Muda, pemkot Sungai penuh bergerak cepat melaksanakan perbaikan untuk meminimalisir dampak genangan banjir. (*)