ERA DIGITAL: Ormas Islam Harus Jadi 'Pemain'

--

Oleh: Agus Setiyono

 

ERA digital telah menyebabkan perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dari cara kita berkomunikasi, berbelanja, bekerja, hingga cara kita mendapatkan informasi, semuanya telah berubah dengan pesat seiring kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Tak terkecuali untuk organisasi keagamaan, termasuk ormas (organisasi masyarakat) Islam di berbagai belahan dunia.

 

Dengan semakin meluasnya informasi dan komunikasi yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, ormas Islam memiliki peluang besar untuk memaksimalkan peranannya dalam mempengaruhi masyarakat.

 

Dalam konteks Indonesia, ormas Islam memegang peran penting dalam membentuk dan mengembangkan masyarakatnya. Menghadapi era digital, keberadaan ormas Islam yang hanya sebagai penonton bukanlah pilihan yang bijaksana. Mereka harus aktif menjadi pemain dalam ranah digital, mengadopsi teknologi terbaru untuk menjangkau lebih banyak umat

 

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sejak berdirinya pada tahun 1912, Muhammadiyah telah mengalami berbagai dinamika, baik internal maupun eksternal. Dalam era digital ini, Muhammadiyah dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang baru.

 

 

 

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Muhammadiyah di era digital adalah dampak negatif teknologi digital. Teknologi digital dapat digunakan untuk menyebarkan informasi hoaks, ujaran kebencian, dan pornografi. Muhammadiyah perlu bersikap kritis terhadap dampak negatif teknologi digital dan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya warga persyarikatan dan umumnya seluruh warga Indonesia, tentang penggunaan teknologi digital yang bertanggung jawab.

 

Tantangan lain yang dihadapi Muhammadiyah di era digital adalah persaingan dengan organisasi-organisasi Islam lainnya. Di era digital, organisasi-organisasi Islam lainnya juga semakin aktif memanfaatkan teknologi digital untuk menyebarkan dakwah dan ide-idenya. Muhammadiyah perlu meningkatkan kapasitasnya dalam menggunakan teknologi digital agar tetap relevan dan berdaya saing.

 

Perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat juga menjadi tantangan bagi Muhammadiyah. Muhammadiyah perlu menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan budaya tersebut agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.

 

Sebetulnya selain tantangan, Muhammadiyah juga memiliki peluang di era digital. Salah satu peluang tersebut adalah penyebaran dakwah yang lebih luas. Teknologi digital dapat menjadi sarana untuk menyebarkan dakwah secara lebih luas dan menjangkau lebih banyak orang. Muhammadiyah dapat memanfaatkan teknologi digital untuk menyebarkan dakwah dan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.

 

Peluang lain yang dimiliki Muhammadiyah di era digital adalah pemberdayaan masyarakat. Teknologi digital dapat digunakan untuk memberdayakan masyarakat, seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Muhammadiyah dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Muhammadiyah juga memiliki peluang untuk membangun masyarakat madani. Teknologi digital dapat digunakan untuk membangun masyarakat madani yang demokratis dan toleran. Muhammadiyah dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan toleransi di masyarakat.

 

Muhammadiyah perlu menyikapi dinamika di era digital dengan bijak. Muhammadiyah perlu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada agar tetap dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Muhammadiyah perlu terus berbenah dan beradaptasi dengan perkembangan zaman agar tetap relevan dan berdaya saing.

 

Muhammadiyah juga perlu membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih baik.

 

Muhammadiyah juga perlu meningkatkan literasi digital masyarakat, terutama di kalangan kader dan generasi muda. Literasi digital penting untuk membekali masyarakat dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi digital secara bertanggung jawab.

Tag
Share