Sempat DPO, Penggelapan Uang Perusahaan Rp1 Miliar Ditangkap
DITANGKAP : Tim Tabur Kejati Jambi berhasil mengeksekusi DPO kasus penggelapan dari tempat persembunyiaanya di Jakarta--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Tim Tangkap Buronan Kejaksaan Tinggi (Tabur Kejati) Jambi menangkap atau mengeksekusi 1 orang buronan yang masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dengan nama Efda Yeni, Selasa (6/2) kemarin.
Pelaku merupakan seorang buronan kasus penggelapan uang perusahaan PT Putra Indragiri Sukses (PIS) senilai Rp 1 miliar lebih.
Pelaku yakni terpidana Efda Yeni (38) warga asal Padang, Sumatera Barat ini berhasil dieksekusi ke Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi dikarenakan adanya kerjasama dan sinergitas yang baik antara Kejaksaan dengan PPNS Pajak Kanwil Sumbaja dan Polda Jambi dalam memburu DPO di Jakarta.
Hal ini disampaikan langsung oleh Asisten Intelijen Kejati Jambi, Nophy T. Suoth melalui Kasi Penerangan Hukum Kejati Jambi, Lexy Fatharany dalam siaran persnya. “Yang mana terpidana ini selalu berpindah-pindah tempat tinggal di Jakarta dan Padang untuk menghindari pidana penjara dalam kasus yang pertama yakni penggelapan,” ujarnya. Kasus posisi pidana penggelapan dilakukan terpidana Efda Yeni saat menjadi Komisaris PT. Putra Indragiri Sukses telah menggelapkan uang pada rekening PT. PIS sebesar Rp 1 milyar dengan cara mentransfer sejumlah uang kedalam rekening pribadi terpidana dan sebagian dialihkan ke rekening orang lain.
Terpidana Efda Yeni saat ini akan menjalani pidana penjara dalam kasus penggelapan berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 237 K/Pid/2021 tanggal 09 Maret 2021 dengan pidana penjara selama dua tahun. “Untuk kasus kedua, terpidana juga disangka melakukan perbuatan pidana perpajakan yang masih tahap penyidikan oleh PPNS Kanwil DJP Sumbaja, Padang,” terang Lexy.
Perlu diketahui, terpidana Efda Yeni yang juga mantan istri dari terpidana lain Andi Veryanto yang merupakan DPO dan pernah dieksekusi oleh Tim Tabur saat melakukan sidang PK di Pengadilan Negeri Jambi. Lexy menyampaikan pada para buronan untuk segera menyerahkan diri ke Kejaksaan guna menjalani hukumannya. “Melalui program tabur (tangkap buronan) ini Kejaksaan telah menunjukkan tidak ada tempat yang aman bagi pelaku tindak pidana,” tuturnya. (*)