Astaghfirullah! Cekcok Beda Pilihan Capres, Anak Tega Pukul Ibu Kandung
Personel Polrestabes Palembang datangi TKP pemukulan oleh anak kepada ibu kandungnya, gara-gara cekcok saat menonton debat capres--
PALEMBANG,JAMBIEKSPRES.CO-Debat pemilihan presiden (pilpres) 2024 terakhir antara tiga calon presiden (capres) RI, pada Minggu malam 4 Februari 2024, tidak sesengit 2 debat capres sebelumnya.
Tapi tidak bagi penontonnya. Di Kota Palembang, seorang anak sampai tega memukuli ibunya, ND, warga Jl KH Azhari, Lr Keramat, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan SU I.
Tidak tahan dengan perbuatan anaknya yang berinisial AD, ND bersama suaminya, MS (48), memutuskan melaporkannya ke SPKT Polrestabes Palembang, Senin siang 5 Februari 2024.
mengungkapkan, pihaknya sudah menerima laporan korban terkait dugaan aksi kekerasan dan penganiayaan tersebut. Adapun untuk laporan korban sendiri, kata Haris, hingga saat ini masih dipelajari lebih lanjut oleh anggota.
BACA JUGA:Anies Janji Tak Akan Laporkan Pemaki Dirinya saat Debat Capres
BACA JUGA:Tak Setuju Capresnya Dibilang Emosional
"Laporannya sudah diterima petugas piket SPKT Polrestabes Palembang. Masih dipelajari oleh anggota (reskrim),” aku Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah SIK MH, kemarin.
Anggota dari SPKT dan Satreskrim, juga sudah mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). “Karena ini kasus menimpa ibu dan anak, tentunya ini menjadi atensi kami," pungkas alumni Akpol 2005 itu.
Informasi yang dihimpun, saat menonton debat capres pada Minggu malam 4 Februari 2024, korban ND dan anaknya itu terlibat silang pendapat.
Diduga beda pilihan soal capres, keduanya cekcok mendengarkan visi misi dan perdebatan antara ketiga capres tersebut, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.
BACA JUGA:Tindakan Elite PSI Hampiri Moderator saat Debat Capres Tak Tepat
BACA JUGA:Jelang Debat Pasangan Capres-Cawapres Nomor 3 Protes KPU, Ini Penyebabnya
Sehingga korban ND mematikan televisi, menyuruh anaknya itu (AD) untuk tidur. Dari cekcok itu, tiba-tiba AD tega mukul wajah ibunya kandungnya hingga memar.
“Saya sudah berpikir. Memang dia anak saya, tapi saya terpaksa (melapor polisi), supaya (anaknya) tidak berperilaku sama kemudian hari,” harap korban, kepada polisi. (sumeks.id)