Kucing-Kucingan Harimau Sumatra itu Berakhir di Kandang Jebak
JEBAKAN: Petugas BKSDA Sumbar bersama anggota Polri,TNI dan warga mengevakuasi harimau sumatra, Minggu (4/2/2024). FOTO : ANTARA/ALTAS MAULANA --
BACA JUGA:XL Axiata Jaga Kualitas Jaringan selama Pemilu
Evakuasi binatang buas itu berlangsung selama 2 jam, mulai pukul 14.00 sampai 16.00 WIB, kemudian dibawa menuju ke mobil minibus.
Usai kandang jebak beserta isinya dimasukkan ke dalam mobil, ternyata masih ada kesulitan. Mobil ini tidak mudah melewati jalan yang baru dibuka oleh pemilik lahan.
Namun, kesulitan itu bisa diatasi. Satwa yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistimnya langsung dibawa ke Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi, itu dievakuasi dengan diikawal anggota Polri.
Di TMSBK Kota Bukittinggi, harimau ini bakal menjalani observasi dan pemeriksaan medis untuk mengetahui kesehatan satwa tersebut. Apabila dinyatakan sehat, tidak menutup kemungkinan harimau dilepasliarkan ke habitatnya
Dokter Hewan Dinas Pertanian Pasaman Afdalu Zikri mengatakan harimau sumatra itu berkelamin betina dan berusia dewasa sekitar 3-5 tahun.
Berdasarkan observasi sementara dari penampakan fisiknya, harimau dalam kondisi sehat. Pada bagian luar tubuh juga tidak ditemukan tanda-tanda luka.
Konflik Panjang
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antoni Vevri menyatakan konflik harimau sumatra di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, dengan penduduk sudah terjadi sejak Juni 2023 sampai akhir Januari 2024
Konflik tersebut telah menimbulkan kerugian penduduk. Sebanyak lima sapi lima dan 10 kambing diduga kuat diserang harimau tersebut.
Upaya penanganan telah dilakukan maksimal sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan. Penghalauan dan patroli penjagaan sebagai upaya mitigasi kejadian konflik sudah sering di lakukan pada rentang 6 bulan tersebut.
Namun harimau sumatra tersebut masih berkeliaran di sekitar permukiman masyarakat. Kemudian juga dilakukan upaya penanganan intensif sejak 2 Januari 2024, usai mendapatkan laporan bahwa sapi milik warga dimangsa harimau sumatra.
Harimau muncul di beberapa titik dalam nagari atau desa di lingkup Kecamatan Tigo Nagari. Tim melakukan penanganan berupa verifikasi, patroli, hingga penggiringan dengan kamera penjebak maupun drone thermal.
Selain itu, juga melakukan pendampingan terhadap warga untuk memberikan rasa aman. Tim memutuskan untuk memasang tiga kandang jebak guna evakuasi satwa liar itu.
Penanganan itu dilakukan selama 24 jam dengan melakukan isolasi pergerakan satwa pada satu titik di Nagari Binjai semenjak 31 Januari 2024.