Kenalkan Lagu-Lagu Nasional, Tulis Baca hingga Cara Berhitung

Pratu Benny Ferdiansyah mengedukasi anak-anak Paud Si'mbisa di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan.--

TNI adalah saudara atau kakak. Mereka hadir ingin membangun hubungan emosional yang kuat dengan masyarakat, termasuk anak-anak.

Keberhasilan dalam membangun hubungan emosional itu, misalnya saat prajurit TNI berpapasan dengan masyarakat atau anak-anak yang menimba ilmu di Paud Si'mbisa. Saat bertemu di jalan, anak-anak dengan hangat akan menyapa prajurit TNI dengan sebutan abang, kakak, atau abangda.

Pendidikan formal yang diajarkan kepada anak bangsa tidak cukup hanya sebatas mengenalkan huruf dan angka. Lebih dari itu, pendidikan karakter merupakan salah satu kunci untuk membangun sumber daya manusia yang cerdas secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari awal merintis hingga Paud dan Taman Baca Si'mbisa terdaftar di Data Pokok Pendidikan Kabupaten Asmat, Kapten Daniel merasakan perubahan emosional dan karakter yang kuat dari anak-anak tersebut. Oleh sebab itu, ia berharap di masa depan akan lahir generasi emas Indonesia dari Tanah Papua.

Mengingat masa tugas Satgas Yonif 125/Si'mbisa yang segera berakhir, Kapten Daniel berharap satgas berikutnya melanjutkan program tersebut. Apalagi, Merintis pendirian Paud dan Taman Baca Si'mbisa bukanlah perkara gampang. Ia dengan kesatuannya harus pandai-pandai mendapatkan hati masyarakat lokal.

Untuk merebut hati masyarakat, prajurit TNI itu mendatangi satu per satu rumah warga di Distrik Agats untuk bersilaturahmi. Ketika hubungan baik itu sudah terjalin, mereka mulai menanyakan apakah para orang tua bersedia anak-anak mereka mengikuti program pendidikan di paud.

Dorongan dan semangat itu lahir dari keyakinan bahwa TNI tidak hanya bertugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), namun juga harus ikut membantu mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Doa orang tua

Maria (40), ibu dari Yuven dan Kornelis murid Paud Si'mbisa, senang kedua anaknya bisa mengenyam pendidikan paud yang digagas TNI. Ia bercerita awal mulanya beberapa prajurit TNI datang ke rumahnya bersilaturahmi, dan menawarkan pendidikan paud gratis.

Sejak beberapa bulan mengikuti pembelajaran di paud dan taman baca, Maria melihat anaknya sudah mulai mengenal berbagai huruf dan angka. Padahal, sebelum masuk paud, kedua putranya sama sekali tidak mengetahui aksara maupun angka.

Perempuan dari salah satu suku di Kabupaten Mappi tersebut mengatakan selepas pulang sekolah, Yuven dan Kornelis tidak langsung pergi bermain dengan teman-temannya. Ia kembali belajar atau mengulangi materi-materi yang disampaikan gurunya saat di sekolah.

Sebagai orang tua, Maria bersama wali murid lainnya berharap pendidikan di Paud Si'mbisa terus berlanjut dan tidak terputus ketika Satgas Yonif 125/Si'mbisa tidak lagi bertugas di Kabupaten Asmat.

Ia juga menaruh harapan besar agar anak-anaknya menjadi generasi yang bisa membanggakan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, serta membawa kemajuan bagi Tanah Papua di kemudian hari.

Harapan dan cita-cita ibu enam orang anak ini sejatinya sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea keempat yang berbunyi mencerdaskan kehidupan bangsa. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan