Waspadai Kenaikan Harga Beras, Stok Cukup Untuk 5 Bulan
PASOKAN BERAS: Pekerja memanggul beras di salah satu Gudang Bulog. Bulog Hambi pastikan pasokan beras cukup untuk lima bulan ke depan di Provinsi Jambi--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Bulog Jambi memastikan ketersediaan beras mencukupi hingga memasuki bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri mendatang, bahkan pemerintah sudah menjamin sampai lima bulan.
Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Jambi Ali Ahmad Najih Amsari di Jambi, Kamis, mengatakan bahwa ketersediaan beras di Jambi cukup hingga perayaan hari raya Idhul Fitri bahkan lima bulan ke depan.
Menanggapi hal tersebut, Ali mengatakan untuk komoditas beras yang ada di gudang Bulog Jambi saat ini aman dan terkendali dan bahkan stok ini cukup hingga lima bulan ke depan.
"Stok beras kita cukup untuk tiga bulan ke depan dengan ketahanan stok mencapai tujuh ribu ton lebih dan direncanakan pemasukan sebesar 13 ribu ton sehingga hampir 19 sampai 20 ribu ton ke depan dan bahkan bisa sampai lima bulan mendatang," katanya.
Bulog Jambi itu juga menyebutkan selain komoditas beras sejumlah bahan pokok lainnya seperti minyak goreng dan daging beku juga cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Menghadapi hari besar dan bulan suci Ramadhan kita menyiapkan persediaan baik itu komoditas beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, dan daging beku. Stok gula pasir 216 ton, daging beku 39 ton, minyak goreng direncanakan 200 sampai 300 ton disediakan menjelang puasa dan lebaran termasuk juga tepung terigu," jelasnya.
Untuk menjaga kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dan kestabilan harga pangan di Provinsi Jambi, Bulog secara rutin melakukan operasi pasar (OP).
Kenaikan Harga Beras Perlu Diwaspadai
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai kenaikan harga beras yang mencapai 7,7 persen year to date (ytd) perlu diwaspadai.
Menurut Menkeu, kenaikan harga beras tersebut mempunyai potensi untuk menyumbang peningkatan inflasi terhadap volatile food.
“Hingga 21 Februari, beras kita telah mencapai rata-rata harga di angka Rp15.175. Ini yang memberikan kontribusi terhadap inflasi volatile food di dalam headline inflasi kita,” kata Menkeu Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis.
Sri Mulyani mencatat hingga akhir Januari 2024, inflasi terhadap volatile food Indonesia di angka 7,2 persen secara tahunan (yoy).
Namun menurut dia, saat ini tingkat inflasi Indonesia masih relatif aman, bahkan cenderung lebih rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan Indonesia tercatat sebesar 2,57 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,19, naik dari 102,55 pada Januari 2023.