Membangun Masa Depan di Pelosok Dengan Tangan Sendiri

AKRAB: Maria Evin (kedua kiri) memeluk seorang anggota Kementerian Sosial ketika ditemui di depan rumahnya di Desa Golo Wune, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Minggu (25/2/2024).--

Salah satunya adalah Yati. Perempuan tunadaksa itu baru belajar membuat kue beberapa hari, namun dia sudah punya ide untuk membuka usaha lagi, selain tenun ikat yang dari awal sudah dia miliki. Menurut dia, nugget pisang kelor gampang dibuat, dan bahan-bahannya juga mudah diperoleh sehingga dia tertarik untuk memulai usaha itu.

Atau di aula lain, ada yang belajar cara membuat makanan siap saji dengan daun kelor sebagai salah satu bahannya. Yato, seorang peserta asal Maumere, menjelaskan lewat bahasa isyarat bahwa sebelum kelas itu, dia bekerja menjadi tukang batu.

Kepala Sentra Efata Kupang Tota Oceanna mengatakan pelatihan selama 7 hari itu adalah arahan langsung dari Menteri Sosial. Pelatihan itu melibatkan 120 peserta penyandang disabilitas serta kelompok rentan dari Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Belu, Malaka, Sikka, dan Kabupaten Timor Tengah Utara, serta penerima manfaat (PM) residensial di Sentra Efata. Adapun kelas-kelas yang diberikan adalah kelas membuat kopi, pastry, serta pembuatan makanan siap saji.

Harapannya, dengan pelatihan itu, para peserta atau penerima manfaat dapat menghasilkan produk-produk yang dapat dijual di bazar Ramadhan mendatang. Secara langsung, penjualan itu akan mengajarkan mereka tentang teknik pemasaran.

Membangun negeri bukan perkara yang bisa selesai dalam sehari atau dua hari. Namun, seperti kata para leluhur, bahwa sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Langkah-langkah sederhana yang terus menerus dilakukan, suatu saat mendatangkan hamparan berkah bagi yang melaksanakan, menggunung bagai lanskap alami di NTT. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan