Berkat KUR BRI, Perluas Rumah Produksi Rempeyek
PRODUK UMKM : Rempeyek Ilham dalam kemasan telah dipasarkan di berbagai swalayan dan supermarket bahkan sering ikut dalam berbagai kegiatan pameran kuliner--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dinilai sangat efektif bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Salah satu UMKM di Kota Jambi yang telah merasakan manfaat keberadaan KUR BRI yaitu usaha rumahan Rempeyek Ilham.
Rempeyek atau lebih dikenal dengan sebutan peyek, merupakan cemilan yang memang digemari oleh semua lapisan masyarakat. Di Kota Jambi terdapat satu usaha rumahan yang menyuguhkan rempeyek khas Jambi, yaitu Rempeyek Ilham yang saat ini telah dikenal di pasaran, bahkan telah menjadi salah satu oleh-oleh khas Jambi yang tidak boleh tertinggal apabila berkunjung ke Jambi.
Adalah Zaitun yang memulai usaha Rempeyek Ilham ini sejak tahun 2004 silam. Awalnya, ia hanya mencoba-coba menjalankan usaha ini dengan menitipkan barang dagangannya ke beberapa warung di sekitar rumahnya. Ternyata, usaha tersebut mendapatkan respons positif dari konsumen, di mana awalnya hanya bermodalkan Rp 10 ribu untuk membeli bahan-bahan pembuatan rempeyek kemudian diolah menjadi produk rempeyek dan dijual melalui dor to dor.
Karena ketekunan dan keuletan Zaitun dalam mengelola usahanya, kini Rempeyek Ilham telah meraup omzet ratusan juta rupiah, bahkan telah mendapatkan sejumlah bantuan pengembangan usaha, salah satunya yaitu dari BRI dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2022 lalu.
BACA JUGA:Sambut Ramadan dan Hari Raya Bersama Informa
BACA JUGA:Sembako Murah Jadi Incaran, Perputaran Uang Rp 111 Juta di Bazar TP PKK
--
Zaitun bercerita, berkat adanya bantuan KUR dari BRI, usaha Rempeyek Ilham yang ia geluti bisa menembus pasar-pasar besar. Bantuan KUR dari BRI yang telah diperolehnya digunakan untuk memperluas usahanya guna memenuhi permintaan pasar. “Saya menerima KUR dari BRI Rp 500 juta, dana itu saya gunakan untuk membeli satu bedeng di depan rumah saya sebagai tempat produksi Rempeyek Ilham. Dengan produksi yang sudah semakin banyak ini, kita bisa memenuhi permintaan swalayan dan supermarket, seperti Alfamart, JPM Trona, Jamtos Meranti, bahkan sampai ke Hero Supermarket Jakarta,” ujarnya baru-baru ini.
Zaitun mengaku tak menemui kendala saat mengajukan KUR BRI. Modalnya, cuma KTP dan bukti bahwa dia memang betul memiliki usaha. Setelah itu, pihak BRI melakukan survei ke tempat usahanya dan tak butuh waktu lama, pengajuan pinjamannya pun disetujui oleh pihak BRI.
Soal produksi, Zaitun menyebutkan, saat ini Rempeyek Ilham bisa produksi sampai dengan 1.500 pack perharinya, dengan total karyawan yaitu sebanyak 32 orang, tentunya karyawan itu berasal dari tetangga sekitar dan keluarganya. Zaitun mengaku tak pernah menyangka jika usahanya bakal sebesar dan sesukses sekarang. Selain didorong oleh faktor keuangan yang kala itu dengan gaji PNS suaminya kurang memadai, juga kondisi keluarganya yang masih tinggal di rumah kontrakan. Hal itulah yang membuat Zaitun tergerak untuk mencari penghasilan tambahan dengan berjualan rempeyek.
Bantuan dari pemerintah seperti pelatihan pengembangan usaha sangat berdampak besar terhadap pengembangan usaha Rempeyek Ilham yang beralamatkan di RT 36, Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Terutama dari segi promosi produk lokal menggunakan teknologi digital yang saat ini sedang trend. Juga melalui promosi dalam kegiatan pameran Rempeyek Ilham juga sering diajak oleh instansi pemerintah terkait.
Pemanfaatan teknologi digital seperti media sosial facebook (Ilhamumtaza), Instagram (rempeyek.ilham) dan juga tiktok dilakukan oleh Rempeyek Ilham untuk mendongkrak penjualan, bahkan untuk mempermudah pembayaran secara digital juga tersedia yaitu melalui merchant QRIS BRI dan transfer. “Memang penjualan secara offline untuk saat ini masih mendominasi dibanding penjualan secara online, terutama delivery langsung ke toko-toko yang sudah menjadi langganan tetap penjualan Rempeyek Ilham,” imbuhnya.
Sementara itu, Pinca BRI Jambi, Tomy Irawan menyebutkan, KUR merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM yang disalurkan dengan pola penjaminan. Program KUR dengan maksud dan tujuan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan kebijakan percepatan pengembangan sektor yang benar-benar memiliki usaha dan pemberdayaan UMKM.
Di BRI sebut Tomy, UMKM yang paling utama diperhatikan yaitu permodalan, di mana sekarang BRI punya KUR tanpa agunan yang bisa dicairkan sampai dengan Rp 100 juta, sebelumnya hanya sampai Rp 50 juta. Sedangkan UMKM yang sudah terbilang cukup besar berdasarkan survei, bisa mendapatkan bantuan KUR lebih besar yaitu sampai Rp 500 juta yang harus memiliki agunan sesuai dengan peraturan bank. “KUR tanpa agunan bukan berarti Rp 100 juta langsung dicairkan sekaligus, melainkan dicairkan bertahap, dilihat berdasarkan volume usaha yang dijalankan. Bisa jadi Rp 5 juta dulu, kemudian naik lagi dan seterusnya sampai Rp 100 juta apabila usaha terus berkembang,” imbuhnya. (*)