Warisan Tambang Bawah Tanah Tertua di Asia Tenggara
KANTOR UTAMA: Gedung kantor utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Ombilin (UPO) di Sawahlunto, Sumatera Barat. FOTO: ANTARA/ADE IRMA JUNIDA --
Meski pada masa itu ada kepedihan di balik penjajahan, Hindia Belanda telah melakukan alih teknologi dan pengetahuan ke Indonesia. Belanda tidak hanya mewariskan tambang dan gedung-gedung, tetapi juga kebudayaan dan sistem pengembangan kota yang terintegrasi sesuai dengan potensi kekayaan alam yang ada.
Melihat Sawahlunto ibarat melihat “Belanda kecil” yang telah ditata sedemikian rupa oleh para kompeni agar jadi pusat ekonomi yang nyaman ditinggali.
Di balik penjajahan yang menyisakan sisi kelam, menakjubkan rasanya membayangkan lebih dari 130 tahun lalu Belanda sudah terpikir untuk membangun tambang bawah tanah dan segala pendukungnya, menyiapkan fasilitas pendukung masyarakat mulai dari permukiman, gedung pertunjukan, rumah sakit, dapur umum dan tempat jagal, pembangkit listrik tenaga uap, hingga rumah ibadah. (ant)