Jembatan Lagu
Oleh : Dahlan Iskan--
Tinggallah perusahaan asuransi yang pusing. Juga Joe Biden. Presiden Amerika itu baru saja pusing memperjuangkan anggaran di DPR: untuk memperbaiki banyak jembatan kecil yang sudah renta. Tiba-tiba saja jembatan besar yang amat ikonik runtuh.
Atau itu justru rezeki bagi Biden. Terutama menjelang Pilpres seperti ini. Kecepatannya bersikap –segera dibangun kembali secepat mungkin dengan biaya pemerintah federal– akan menghapus kesan ia sudah terlalu tua dan lamban.
Jangan-jangan bisa selesai sebelum Pilpres bulan November depan.
Pekerjaan pertama tentu ini dulu: mengangkat reruntuhan jembatan dari muara sungai. Sampai benar-benar bersih.
Tanpa pembersihan itu pelabuhan Baltimore tetap lumpuh. Kapal tidak bisa keluar dan masuk. Termasuk yang lagi dock –direparasi di Baltimore. Padahal Baltimore pelabuhan besar.
Kapal itu seperti manusia. Wajib check-up setahun sekali. Harus dikirim ke dock. Lalu diperiksa oleh badan pemeriksa kapal: masih layak jalan atau harus masuk perawatan.
Di Indonesia badan pemeriksa kapal itu disebut BKI –Biro Klasifikasi Indonesia. Di bawah menteri BUMN dan menhub.
Kehilangan power seperti itu belum tentu karena kegagalan waktu docking.
Di Jepang BKI-nya disebut NK. Di Jerman GL. Di AS disebut ABS.
Mesin, lambung kapal, dan perlengkapan keselamatan harus lolos dari BKI. Baru boleh jalan.
Jadi: saya juga tidak tahu siapa yang bersalah.
Mungkin si Komeng.(*)