Presiden: Rakerkesnas Berperan Signifikan Antar RI Ke Fase Negara Maju

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan keterangan kepada awak media usai membuka penyelenggaraan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 di BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/4/2024). (ANTARA/Andi Firdaus) --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan penyelenggaraan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 berperan signifikan mengantar Indonesia menuju fase negara maju.

"Bapak ibu semuanya yang hadir pagi hari ini memiliki peran yang sangat signifikan untuk mencapai sebuah masyarakat sehat bagi Indonesia maju, bagi Indonesia Emas dan peluang itu jangan dibiarkan hilang sia-sia," kata Presiden Jokowi dalam pidato sambutannya di acara Rakerkesnas 2024 di kawasan ICE BSD Tangerang, Banten, Rabu.

Ia mengatakan Indonesia berpeluang untuk menjadi negara maju melalui bonus demografi pada tahun 2030-an, dimana 68 persen penduduk Indonesia berada di usia produktif.

"15-20 tahun ke depan menjadi sebuah periode krusial. Semuanya harus mengerti dulu masalah ini," katanya.

Presiden Jokowi mengatakan kesehatan menjadi hal yang sangat penting, sekaligus kunci fundamental untuk mengantar Indonesia sampai di fase negara maju.

BACA JUGA:Pemkab Tebo Sukses Gelar Musrenbang RPJPD Tahun 2025-2045

BACA JUGA: UIN STS Jambi Rencanakan Revitalisasi 17 Gedung Kampus

"Seperti tadi disampaikan Pak Menkes, pinter-pinter, tapi nggak sehat, mau apa?," katanya.

Dikatakan Kepala Negara, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang perlu segera dituntaskan, seperti masalah stunting hingga penyakit tidak menular yang mematikan seperti stroke, serangan jantung, hingga kanker.

Presiden Jokowi menyebut stunting di Indonesia turun dari angka 37,6 persen pada 10 tahun lalu menjadi 21,5 persen pada 2023.

"Paling tidak tahun ini kita capai 14 persen. Saya hitung-hitung tidak mudah, tapi nggak tahu kalau dalam kesempatan setahun ini kita bisa capai 14 persen, karena ini pekerjaan yang harus terintegrasi," katanya.

Selain itu penyakit tidak menular yang mematikan masih menempati angka kematian yang relatif tinggi di Indonesia, contohnya stroke mencapai 330-an ribu kasus kematian per tahun, jantung berkisar 300 ribu kematian per tahun.

"Kematian akibat penyakit jantung di negara kita nomor dua,dan nomor tiga akibat kanker," kata Presiden Jokowi. (ANTARA)

Tag
Share