Dokter Spesialis
Oleh : Dahlan Iskan--
Oleh: Dahlan Iskan
JAMBIEKSPRES.CO - Sejarah baru: 6 Mei 2024.
Pendidikan dokter spesialis gratis. Bahkan mahasiswanya dibayar. Seperti di negara maju.
Sejarah baru: 6 Mei 2024.
Pendidikan dokter spesialis tidak lagi dilakukan di fakultas kedokteran. Pendidikan itu dilakukan di rumah sakit. Seperti di negara maju.
Kita tunggu dengan gegap gempita: sejarah baru dibuat di negeri ini, 6 Mei 2024. Di masa injury time-nya Presiden Jokowi.
Saya ingat sekitar 10 tahun lalu: para menteri diminta tidak membuat kebijakan penting di masa menjelang pergantian pemerintah seperti ini. Tujuannya baik: agar jangan menyulitkan pemerintahan yang baru.
BACA JUGA:Usai Sidak, DPRD Sungai Penuh Desak Pemkot Bongkar Jalan Batu Andesit yang Kontraversi
BACA JUGA:Studi Mercer | Mettl, 75 Persen Perusahaan Indonesia Anggap AI Penting dalam Perekrutan
Di bawah Presiden Jokowi masa injury time pun masih bisa membuat sejarah baru. Anda tahu perubahan di bidang pendidikan dokter spesialis itu begitu penting.
Debat publiknya sudah berlangsung lebih satu tahun. Pelontar gagasannya: menteri kesehatan yang bukan dokter, Budi Gunadi Sadikin. Pro-kontra sudah sangat panjang. Saya sudah lama menunggu: sudah saatnya diputuskan. Sampai tiba masa kampanye pemilu belum juga diputuskan. Mungkin agar jangan ''merusak'' citra pemerintah menghadapi pemilu.
Ternyata justru setelah pemilu kebijakan baru itu diambil. Mungkin lantaran toh pemenangnya anak sendiri.
Begitu senang saya mendapat bocoran ini. Saya pun memutuskan tidak memperpanjang tulisan hari ini. Kebijakan baru ini terlalu menarik untuk ditambahi banyak komentar.
Saya pun ingat ketika menurunkan biaya penyambungan listrik. Turun drastis. Saya justru didemo: agar PLN mengembalikan biaya penyambungan tahun-tahun sebelumnya.